KARAWANG

Pembahasan Amdal PT Prospect Motor Mandek

DIALOG: Perwakilan warga Klari dan Gintungkerta melakukan dialong di kantor DLHK Karawang.

Warga Dua Desa Minta Aktivitas Perusahaan Dihentikan

KARAWANG, RAKA – Rapat pembahasan dokumen Analisis Dampak Lingkungan atau Amdal gudang PT. Prospect Motor di aula Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang mandek. Warga Desa Klari dan Gintungkerta, Kecamatan Klari minta aktivitas perusahaan dihentikan sementara.

Warga Desa Klari dan Gintungkerta, mempersoalan pembangunan gudang PT. Prospect Motor yang berada di wilayah mereka. Mereka khawatir akan ada beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi dari adanya pembangunan gudang tersebut. Sehingga masyarakat meminta agar PT tersebut menghentikan aktivitasnya sebelum Amdalnya selesai. Saat ini, pihak perusahaan sudah mulai melakukan aktivitas pembangunan. “Sebelum Amdal keluar, segala aktifitas PT. Prospect Motor yang berlokasi di wilayah Desa Klari dan Gintungkerta harus dihentikan,” ujar Ketua BPD Klari Tamrin Faelani, kepada Radar Karawang disela-sela pembahasan Amdal bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Kamis (8/4).

Di tempat yang sama, Kepala Desa Gintungkerta Tabrani mengatakan, adanya pembangunan gudang itu akan menimbulkan permasalahan lingkungan. Diantaranya banjir terhadap warga sekitar, masalah kemacetan dan rawan kecelakaan. Oleh karena itu, ia sebagai kepala desa meminta komitmen dari perusahaan agar tidak berdampak negatif bagi masyarakat di wilayahnya. “Saya minta komitmen penanganan banjir, kemacetan dan juga tenaga kerja. Perekrutan tenaga kerja agar memprioritaskan warga sekitar,” tandasnya.

Sementara Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang Rosmalia mengatakan, ada beberapa keluhan masyarakat yang masih harus diperhatikan dalam pembahasan Amdal PT Prospect Motor. Diantaranya aspek banjir, aspek lalu lintas dan aspek serapan tenaga kerja. Untuk aspek lalu lintas, kata Rosmalia, PT. Prospek Motor sudah memiliki Andal lalin, yang harus dilakukan antara lain perusahaan harus mundur 20 meter dan membuat jalur lambat sebagai jalur keluar masuk kendaraan. “Untuk masalah banjir kita akan mendengarkan dulu saran dari Dinas PUPR sedangkan untuk aspek tenaga kerja kita akan melakukan pembahasan dengan masyarakat dan dinas terkait, untuk memastikan komitmen perusahaan,” paparnya.

Ditanyakan mengenai aktivitas yang sudah dilakukan oleh pihak perusahaan, Rosmalia mengatakan jika pihaknya sudah menyampaikan untuk pengehentian sementara. “Kalau itu ranahnya Satpol PP,” ujarnya.

Rapat yang dimulai sekitar pukul 13.00 ini belum membuahkan hasil. Pihak perusahaan tidak hadir dalam pertemuan ini, sementara warga mendesak agar perusahaan tidak beroperasi sebelum ada Amdalnya. (nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button