Uncategorized

Pembangunan Pasar Desa Macet

PARKIR : Terlihat warga Wanasari saat beraktivitas di bangunan pasar desa yang sampai saat ini belum rampung. Molornya pembangunan dikarenakan anggaran yang semula dialokasikan untuk pembangunan pasar desa dipindah untuk bantuan langsung tunai.

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Pengembangan pasar Desa Wanasari yang baru beroperasi awal tahun kemarin terkendala karena adanya perubahan alokasi anggaran dana desa untuk penanganan covid-19. Hal ini diutarakan oleh Sekretaris Desa Wanasari Suhardi saat ditemui di kantornya.
“Awalnya memang dianggarkan untuk pengembangan pasar, tapi kepotong anggaran untuk BLT,” tuturnya, Senin (22/6).

Meski demikian, Pemerintah Desa Wanasari sempat membangun 5 toko baru dari dana desa tahap 1 sepenuhnya yang memakan anggaran Rp360.830.000.
Saat ini pihak desa juga tengah membangun 3 toko baru yang rencananya menggunakan uang sewa toko yang sudah dibangun dan uang muka sewa toko yang akan dibangun tersebut. “Ya sekarang mereka belum bayar, kalau untuk pembangunan sekarang bahannya sih sudah ada dari toko material, ya itu mah kan kita sudah kenal jadi gampang,” ungkapnya.

Sewa toko itu sendiri dipatok Rp25 ribu per hari, namun kenyataannya para penyewa toko belum juga membayar dengan alasan belum beroperasi dan masih menunggu pasar ramai oleh pengunjung.
Belajar dari hal ini, pemerintah desa berencana merubah sistem oembayaran dengan uang sewa diawal sebesar Rp20 juta per toko.
Dengan demikian, selama 27 bulan ke depan para penyewa toko tidak perlu membayar uang sewa harian.

Uang sewa diawal dari 5 toko yang sudah ada dan 3 toko yang akan dibangun inilah yang menjadi sumber dana pengembangan pasar, secara keseluruhan mencapai Rp160 juta.
Toko di pasar Desa Wanasari sendiri berukuran 4 x 6 meter dimana pemanfatannya hanya untuk para pedagang di desa tersebut.

Kepala Desa Wanasari Sukarya WK menjelaskan, 8 toko yang disediakan akan diisi oleh para pedagang dari 4 wilayah kewakilan di desa tersebut. Dengan demikian setiap kewakilan mendapat jatah yang sama yakni 2 pedagang untuk mengjsi toko.
Sejauh ini sudah ada 48 calon yang mengisi toko tersebut dan akan dipilih melalui musyawarah desa. “Kalau yang los pasar itu sudah berjalan, ada 20 unit, seharinya mereka bayar Rp10.000 untuk keamanan dan kebersihan,” terangnya.

Saat ini, di pasar Desa Wanasari telah tersedia area los pasar, area pertokoan, area pasar hewan dan musala yang belum lama ini dibangun.
WK mempunyai target kedepannya pasar tersebut juga dilengkapi ATM center dan pusat jajan serba murah (pujasera) yang nantinya juga akan diisi oleh warga desanya.

Ia menegaskan dibangunnya pasar tersebut tidak berorientasi kepada pendapatan desa melainkan pemberdayaan masyarakat. “Tujuan utama ini kan untuk kesejahteraan, kalau kita mau mengambil keuntungan harga sewa juga gak bakal sepuluh ribu dong, bisa lebih dari itu, jualan pertama juga waktu itu saya gratiskan beberapa bulan setelah mereka punya pendapatan baru bayar sewa, mereka yang membayar juga tidak merasa keberatan,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button