Karawang

Disperindag Evaluasi Sistem BOT

PERCONTOHAN: Pasar Cikampek 1 salah satu pasar percontohan yang menggunakan sistem BOT.

Pembangunan Pasar Banyak yang Bermasalah

KARAWANG, RAKA – Pembangunan pasar melalui sistem Build Operate Transfer (BOT) selalu menyisakan masalah. Untuk konsep pembangunan pasar di Karawang tidak layak lagi menggunakan simtem tersebut.

Ketuan DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Karawang Lukman N Iraz mengatakan, tidak menghendaki pembangunan pasar melalui konsep BOT. Karena pada kenyataannya, pasar-pasar yang menggunakan BOT hanya menyisakan piutang untuk Pemda Karawang. “Saya sangat tidak menghendaki pasar dibangun melalui BOT,” kata Lukman, kepada Radar Karawang, Selasa (21/1).

Menurutnya, pembangunan pasar tidak hanya bisa dilakukan melalui konsep BOT. Karena selama ini banyak sumber anggaran yang bisa dialokasikan untuk pembangunan tersebut. “Di kementrian atau di pemerintah provinsi juga dialokasikan. Kenapa harus melalui BOT,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang Ahmad Suroto mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat bersama UPTD membahas dan mengevaluasi pasar BOT. Pasar Cikampek 1 untuk sementara diambil alih oleh pemda sampai PT Celebes bisa membayar kewajibannya untuk memberikan retribusi sebesar Rp2,6 miliar. “Kita sudah lakukan evaluasi masing-masing BOT,” ujarnya.

Kemudian Pasar Baru Karawang, lanjutnya, sedang diusulkan untuk diputuskan perjanjian kerjasamanya dengan PT Itqoni. Karena kerjasama tersebut dinilai menghambat progres pembangunan di Pasar Baru. “Mudah-mudahan di tahun ini sudah bisa diputuskan,” tambahnya.
Pada tahun 2021 nanti, Pasar Jatisari direncanakan akan dibangun melalui anggaran dari APBD provinsi sebesar 6 miliar. “Tahun 2021 akan dibangun senilai 6 miliar,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button