HEADLINE

Pemuda Bertani Langka
-Mayoritas Buruh Tani Lansia

KLARI, RAKA – Pergeseran masyarakat agraris ke industri di Kabupaten Karawang perlahan tapi pasti tidak bisa dielakan. Beberapa indikatornya adalah berkurangnya lahan pertanian dan jumlah buruh tani. Kini, para buruh tani memasuki usia lansia.
Kaur Kesejahteraan Masyarakat Desa Belendung Hendra Kurnia mengatakan, penduduk Desa Belendung saat ini mulai padat mencapai belasan ribu orang. “Kurang lebih jiwa usik di Desa Belendung ada sekitar 11 ribu jiwa,” katanya kepada Radar Karawang.
Hendra menambahkan, peningkatan jumlah penduduk di Desa Belendung karena wilayahnya menjadi salah satu wilayah khusus pemukiman penduduk. “Desa Belendung sendiri punya dua perumahan yang besar, Grand Permata Residence dan satu lagi saya lupa,” tambahnya.
Adanya perumahan, membuat masyarakat Desa Belendung jenis pekerjaannya mulai beralih. Dari yang dulunya kebanyakan petani sekarang sudah mulai banyak yang bekerja sebagai karyawan swasta. “Kalau dulu itu 50 persen bertani profesinya, sekarang sudah mulai banyak masyarakat Desa Belendung yang berprofesi sebagai karyawan swasta,” tuturnya.
Ia pun mengatakan, adanya perumahan menjadikan banyak potensi yang bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa. “Dengan adanya perumahan tentunya menjadi nilai yang positif bagi perekonomian, masyarakat bisa berdagang karena memang ramai dan juga dari pendapatan asli desa bisa menggali potensi terkait pembebasan lahan, perizinan dan sebagainya,” ungkapnya.
Maman (56) seorang buruh tani dari daerah Cilamaya mengatakan, dirinya sudah bekerja sebagai buruh tani sejak masih berusia belasan tahun. Namun, meski usianya yang sudah melebihi 50 tahun, dia masih mampu dan memiliki cukup tenaga untuk mengerjakan aktivitas di sawah.
“Ya saya mah sudah dari kecil kerja di sawah. Makanya sampai sekarang juga tandur, panen manggul juga masih kuat,” katanya.
Ketika ditanya adakah anaknya yang melanjutkan pekerjaannya sebagai petani, dia mengaku tidak ada anaknya yang mau bekerja di sawah. “Susah anak-anak sekarang mah. Jangankan bekerja di sawah seharian. Disuruh bantu bawain atau nganter saya ke sawah juga gak mau,” ungkapnya.
Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Al Jufri mengungkapkan. Berdasarkan data BPS, 60.8% petani Jawa Barat sudah memasuki Lansia, sehingga dibutuhkan regenerasi untuk memperthankan ketahanan pangan khususnya di wilayah Jawa Barat. PKS juga hadir dan mendorong pemerintah untuk memberikan akses yaitu berupa modal dan insentif bagi petani, kemudian dapat menarik generasi muda menjadi petani. “Saat ini regenerasi petani berjalan lambat dan berakibat pada banyaknya petani dengan usia lanjut,” ungkapnya.
Ia juga menekankan, bahwa negara perlu ikut andil dalam melindungi serta meningkatkan kesejahteraan petani yang hari ini masih dipandang kecil dari sektor perekonomian, kemudian harus melahirkan kebijakan untuk memperkuat atau menjaga stabilitas harga gabah dan beras.”Karena berdasarkan UU nomor 19 tahun 2013 bahwa pemerintah harus melindungi petani,” pungkasnya. (fjr/mal)

Related Articles

Back to top button