Pemuda Darawolong Donasi Sampah untuk Anak Yatim

PURWASARI, RAKA – Para pemuda Dusun Krajan, Desa Darawolong, Kecamatan Purwasarti punya cara tersendiri untk bisa berbagi kebahagiaan dengan anak yatim. Mereka yang menamakan diri Himpunan Anak Wetan (Hanwet) ini mengumpulkan sampah dan rongsokan dari masyarakat untuk modal menggelar santunan anak yatim.
“Dari bulan Juni kita sudah sosialisasi dengan masyarakat, dengan para tokoh juga, alhamdulillah diizinkan,” terang Sekretaris Hanwet Sobarnas, Kamis (3/9).
Sobarnas menuturkan, setiap dua minggu sekali para anggota Hanwet berkeliling dusun untuk mengumpulkan sampah botol, kardus, dan berbagai barang bekas.
Sampah yang telah dikumpulkan kemudian dijual kepada pengepul. Uang hasil penjualan tersebutlah yang nantinya akan disalurkan kepada 37 anak yatim dan 57 duafa. Rencananya santunan dari donasi sampah tersebut akan diberikan pada Miggu (6/9).
Ia menuturkan, tidak ada rasa gengsi atau malu pada para pemuda, sebab mereka tahu hal tersebut untuk kebaikan dan dijalankan dngan ikhlas. Respon masyarakat pun dikatakannya menyambut kegiatan ini dengan antusias.
Banyak masyarakat yang menyumbangkan barang tak terpakai dari rumah atau warungnya, selagi masyarakat memnyumbangkan tanpa meminta imbalan tentunya para pemuda dengan sangat senang hati menerimanya. Sampai kemarin sore dana yang terkumpul dari hasil penjualan sampah dan rongsokan berkisar Rp800.000. “Nanti ada tambahan dana dari para donatur tetap,” tambahnya.
Sebelumnya, donasi dengan sampah memang kegiatan santuanan anak yatim ini rutin dilaksanakan setidaknya dalam 2 bulan seklai sejak Februari kemarin.
Sepanjang 2020 ini, mereka telah 3 kali menyalurkan santunan dengan dana dari sumbangan warga dan donatur tetap. Adapun santunan yang keempat nanti menjadi spesial karena menjadi pertama kalinya hasil dari donasi sampah.
Bagi mereka, untuk dapat memberi kepada sesama tidak melulu dengan barang-barang berharga, hal yang kerap dianggap tak bernilai pun nyatanya dapat bermanfaat.
Ia berharap, semangat pemuda seperti ini tidak hanya sesaat melainkan terus berkepanjangan. Sejauh ini santunan hanya bisa dilakukan 2 bulan atau 3 bulan sekali.
Hal ini karena mereka hanya bisa menjangkau 1 dusun sebab dengan hanya berbekal gerobak tidak memungkinkan menyusuri seluruh desa. “Mudah-mudahan bisa nyalurin 1 bulan sekali, dan semoga bisa bermanfaat bagi mereka yang menerimanya,” harapnya. (din)