Purwakarta

Kasus DBD Meningkat

PURWAKARTA, RAKA – Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Purwakarta di awal tahun ini meningkat. Peningkatan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu salah satunya karena cuaca yang tidak menentu.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Muhamad Zubaedi mengatakan, memasuki pekan ke 3 bulan Januari 2019 ini, Dinkes telah mendapatkan laporan sebanyak 76 kasus yang diduga terindikasi penyakit DBD.

Sedangkan dibandingkan Januari 2018 lalu, hanya ada 30 kasus terindikasi DBD dengan total sepanjang tahun 2018 ada sebanyak 263 kasus DBD. “Ada peningkatan, karena perubahan cuaca saat ini yang kadang panas dalan waktu lama, terus hujan tiba-tiba. Keadaan itu bisa menjadi penyebab hidupnya jentik nyamuk,” kata Zubaedi, saat ditemui sejumlah awak media di kantornya, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta, Selasa (22/1).

Menyikapi masalah tersebut, pihaknya telah mengirimkan surat ke semua rumah sakit maupun Puskesmas. Isi suratnya ialah instruksi untuk sosialisasi ke warga agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Menutup, menguras, dan mengubur (3M) secara rutin. Serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” pintanya.

Selain itu, tambahnya gerakan satu rumah satu Jumantik (G1R1J), disarankan untuk kembali dioptimalkan agar bisa mengurangi jumlah kasus DBD. “Pengurangan kasus DBD yang paling efektif itu ialah masyarakatnya sendiri yang harus proaktif melakukan pencegahan,” ucapnya.

Dia menyebutkan, bahwa melakukan fogging focus itu adalah tahap terakhir untuk memberantas nyamuk. Sebab, pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri adalah langkah yang paling efektif untuk menurunkan jumlah kasus DBD.

Melalui Kelompok Kerja Operasional Pengendalian DBD (Pokjanal DBD), pihaknya menjelaskan kepada masyarakat akan pentingnya PHBS. “Rata-rata pokja itu sudah berjalan di setiap kecamatan. Kami pun telah melakukan pelatihan kepada 40 orang untuk memahami PHBS, PSN, dan Jumatik,” ujarnya.

Menurutnya, 40 orang yang mewakili seluruh Puskesmas di Purwakarta nantinya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu tugasnya pun memantau warga secara berkala, khususnya daerah yang memiliki potensi berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. (gan)

Related Articles

Back to top button