Pencemaran Irigasi Ganggu Kesehatan Warga
JATISARI, RAKA – Pencemaran yang terjadi di Bendungan Barugbug membuat warga Situdam merasa tidak nyaman. Pasalnya, irigasi yang melintasi desa itu mengeluarkan bau yang menyengat.
Kasie Trantib Desa Situdam Heri mengatakan, permasalahan yang paling signifikan yang ada di wilyahnya, bukan tentang tindak kriminal, melainkan pencemaran air Bendungan Barugbug yang tercemar limbah selama belasan tahun. “Warga merasa kesal dan mengeluh dengan pencemaran air bendungan barugbug,” ujarnya, kepada Radar Karawang.
Apalagi pada saat musim kemarau, lanjutnya, air Bendung Barugbug terlihat hitam pekat dan aroma bau tak sedap pun tercium oleh warga yang jaraknya tidak jauh dari bendungan tersebut. “Warga setiap hari harus mencium aroma bau tak sedap,” tuturnya.
Menurutnya, pencemaran Bendung Barugbug berasal dari perusahaan yang ada di Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta, melintasi aliran Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya. Air dari Bendung Barugbug ini, mengairi sekitar 2.926 hektare lahan pertanian. “Airnya hitam pekat, bau dan berbusa, sebanyak 5 desa yang tercemarnya. Diantanya, Desa Barugbug, Situdam, Jatisari, Baloggandu dan Cirejag,” ungkapnya.
Ia mengaku, meski sudah ada upaya dari semua desa, agar pihak perusahaan untuk tidak membuang limbah ke Bendungan Barugbug. Namun hasilya, tetap saja nihil, belum ada tindak lanjutnya. “Semua desa sudah kompak, bahkan sudah melayangkan mediasi ke pihak perusahan, dan satgas citarum harum serta DLHK sudah melanyangkan surat ke provinsi maupun kementerian, sampai saat ini belum ada kejelasan sama sekali,” akunya.
Sementara itu Astuti (39) warga Desa Situdam merasa kesel dan mengeluh, karena setiap hari harus mencium aroma tak sedap. Jika dibiarkan, makan tentu akan berdampak pada kesehatan. “Bagaimana bisa pola hidup sehat, sedangkan lingkungannya sudah tercemar sama zat kimia perusahaan. Aku harap, permasalahan ini segera bisa diatasi, jangan sampai merugikan masyarakat, pelakunya juga bukan kita, tapi pihak perusahan yang ada di Kabupaten Subang dan Purwakarta,” pungkasnya. (acu)