
KARAWANG,RAKA- Sistem keamanan mesti diperketat, pencuri motor berkeliaran di kampus Unsika. Dalam beberapa tahun terakhir, marak pencurian motor dan helm di lingkungan kampus.
Humas Unsika Nur Hali, mengungkapkan bahwa pada tahun ini saja sudah terjadi dua kasus kehilangan motor di kampus 1. Kejadian pada bulan Januari dan Mei, belum termasuk laporan kehilangan helm yang cukup sering terjadi.
BAca Juga : Digembleng Latihan Setiap Hari
Untuk memastikan keamanan lebih optimal, Unsika memulai uji coba sistem parkir terproteksi di Kampus 2 Majalaya. Kebijakan ini mengenakan tarif Rp2.000 per hari untuk sepeda motor, dan berlaku untuk keluar-masuk berkali-kali tanpa biaya tambahan.
“Langkah ini diambil untuk meningkatkan keamanan kendaraan mahasiswa, menyusul maraknya kasus kehilangan motor dan helm di lingkungan kampus 1 dalam beberapa tahun terakhir,” paparnya.
Sistem parkir ini dikelola oleh vendor profesional yang turut memberikan jaminan keamanan atas kendaraan yang diparkir.
“Pihak kampus juga berencana menambah kamera CCTV di pintu masuk dan area sekitar kelas agar aktivitas keluar-masuk kendaraan dapat terpantau dengan baik,” ucapnya.
Rektor Unsika, Prof. Ade Maman Suherman, menjelaskan bahwa uji coba ini difokuskan di Kampus 2 karena lokasinya menampung lebih dari seribu mahasiswa dari Fakultas Pertanian, Hukum, dan Ilmu Kesehatan. Dengan perkuliahan yang berlangsung hingga malam, risiko keamanan kendaraan menjadi perhatian khusus.
Tonton Juga : MBAH GOTHO, MANUSIA TERTUA DI DUNIA
“Tujuan utama dari sistem ini adalah memberikan rasa aman dan nyaman bagi mahasiswa. Kami ingin memastikan bahwa kendaraan mereka terjaga dengan baik selama berada di area kampus,” katanya.
Menariknya, hasil dari tarif parkir tersebut tidak hanya digunakan untuk operasional keamanan, tetapi juga akan dikembalikan kepada mahasiswa dalam bentuk dukungan kegiatan kemahasiswaan.
Dana tersebut akan dikelola melalui organisasi mahasiswa dengan mekanisme pengajuan proposal.
Sementara itu, di Kampus 1 Unsika, kebijakan ini belum diberlakukan karena keterbatasan lahan parkir yang dapat menyebabkan kemacetan jika kendaraan harus berhenti untuk pembayaran. Prof. Ade Maman menegaskan bahwa sistem ini masih dalam tahap uji coba dan akan dievaluasi bersama mahasiswa.
“Kami ingin mendengar masukan dan memastikan kebijakan ini benar-benar bermanfaat bagi semua pihak,” pungkasnya. (asy)