Baru Diisi Setelah 11 Tahun Kosong

BARU DIMANFAATKAN: Pemberlakuan sistem resi gudang di Purwakarta membuat gudang penyimpanan beras di Desa Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, terisi. Sejak dibangun 11 tahun lalu, gudang tersebut baru dimanfaatkan. Sebelumnya dibiarkan tanpa isi.
PURWAKARTA, RAKA – Fluktuasi harga sering terjadi pada komoditas pertanian. Termasuk padi. Hal ini menyebabkan petani padi mengalami kerugian khususnya pada saat panen raya. Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006.
Untuk pertama kali PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mencatat adanya registrasi resi gudang beras dari Kabupaten Purwakarta. Jumlah beras yang dimasukkan ke SRG kali ini sebanyak 25.000 kg dengan nilai barang mencapai Rp287 juta.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Purwakarta Wita Gusrianita mengaku senang dengan berjalannnya sistem tersebut. Karena gudang yang berlokasi di Desa Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta itu baru bisa terisi setelah kurang lebih 11 tahun tidak dimanfaatkan.
“Alhamdulillah dengan adanya SRG ini gudang tersebut bisa dimanfaatkan kembali. Gudang yang sumber dananya dari Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) itu kini di kelola pihak ketiga yakni PT Atma Mulya Jaya,” ujarnya, baru-baru ini.
Untuk itu, Wita menyarankan petani ataupun pemilik komoditas beras yang diresigudangkan tersebut memanfaatkan resi gudangnya sebagai jaminan untuk mendapatkan pembiayaan. “Adanya SRG untuk komoditas beras di Purwakarta ini tentunya menjadi contoh bagi para petani dan pemilik komoditas di daerah lain bahwa saat produksi tinggi dan harga turun, petani dan pemilik komoditas dapat menyimpan komoditasnya terlebih dulu melalui sistem resi gudang,” imbuhnya.
Hal ini, kata Wita, banyak manfaat yang bisa diperoleh para petani dan pemilik komoditas dengan memanfaatkan sistem tersebut. “Tak hanya itu SRG memungkinkan petani tetap bisa memanfaatkan gabah yang ada di gudang. Setelah menyimpan gabah, mereka mendapatkan surat resi, yang bisa digunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan kredit dari bank. Selain memberikan keuntungan kepada petani secara finansial, keberadaan SRG bisa menjamin ketahanan pangan,” pungkasnya. (gan)