
PURWAKARTA, RAKA – Warga Kampung Cimuntuk, Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, dibuat geger dengan adanya penemuan mayat bayi berjenis kelamin perempuan. Mayat bayi ditemukan warga berada di dalam kardus yang tergeletak disemak-semak pinggir jalan Jalur Arteri Purwakarta- Bandung. Persisnya berada di pinggir Jalan Kampung Cimuntuk, RT 01 wilayah setempat.
Mayat bayi malang itu pertama kali ditemukan oleh warga setempat yakni Feri (52) dan Aam (50). Kecurigaan berawal saat keduanya mencium bau tak sedap dari dalam kardus. Karena penasaran, keduanya memeriksa sumber bau menyengat tersebut, dengan membuka bungkusan yang di kerumuni lalat. “Pas dibuka kardusnya saya kaget, ada mayat bayi perempuan yang dibungkus sama kain hijau,” kata Feri, Rabu (21/8).
Feri menerangkan, bahwa keberadaan kardus berisi mayat bayi perempuan itu telah cukup lama berada di lokasi, kurang lebihnya sekitar lima hari. Meski tidak terlihat seperti kotak kardus pada umumnya, kecurigaan mulai timbul setelah adanya bau menyengat yang tercium. “Tapi kelamaan kardus yang dibungkus sama lakban itu ada bau menyengat. Udah ada empat hari ada disitu, saya pikir sampah tapi semakin lama makin bau,” terangnya.
Pememuan mayat bayi perempuan itu pun lansung dilaporkan ke RT setempat serta aparat kepolisian. Sementara saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Muchammad Arwin Bachar menjelaskan, mayat bayi tersebut ditemukan Selasa (20/8) sore, ketika seorang warga yang sedang dalam perjalanan pulang dari sawah, mencium bau bangkai yang menyengat dari dalam kardus di pinggir jalan.
Merasa curiga, lanjut dia, warga tersebut memeriksa isi kardus dan menemukan mayat bayi yang masih dilengkapi dengan tali ari-arinya. “Mayat bayi berjenis kelamin perempuan itu kemungkinan sudah diletakkan di TKP kurang lebih 5 hari. Yang ditemukan dibungkus plastik dan ditutup kotak kardus, setelah itu ditinggalkan di area tepi persawahan,” jelasnya.
Saat ini, tambah dia, pihaknya masih melakukan proses penanganan dan mengejar terduga pelaku yang membuang bayi tersebut. “Menunggu hasil autopsi dan melakukan mengecekan radius TKP masyarakat yang pernah hamil. Kami koordinasi dengan pemerintah setempat untuk data,” pungkasnya. (yat)