Pendapatan Petani tak Cukupi Kebutuhan
KOTABARU, RAKA – Profesi petani rupanya sudah jarang diminati setiap orang, hal itu dilihat dari sebagian warga khususnya para pemuda asal Kotabaru yang lebih memilih jadi buruh pabrik.
Warga Kampung Karangsalam, Desa Pucung, Kecamatan Kotabaru Hari Susilo (24) mengatakan, meskipun kedua orang tuanya bekerja sebagai petani, namun menjadi buruh pabrik adalah pilihan hidupnya. “Pas lulus sekolah juga saya langsung kerja pabrik sih, paling kalau di kebun saya cuma sebatas bantu-bantu ibu saya saja,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Kamis (6/2).
Ia menambahkan, profesi petani membuat dirinya tidak percaya diri. Pasalnya rasa lelah dengan penghasilan yang tidak seberapa membuat dirinya mencari jalan lain untuk menafkahi ibu dan anak istrinya. “Kalau di pabrik saya kira cukup untuk makan keluarga, saya juga bisa ngasih uang bulanan ke ibu saya, kalau hasil berkebun cuma cukup buat makan, kadang kurang itu juga,” tambahnya.
Ia mengaku, selain pendapatan, bekerja sebagai buruh pabrik, ia memiliki jaminan kesehatan yang cukup baik yang diberikan oleh pihak perusahaan. “Sebenarnya pemerintah juga ngasih jaminan kesehatan, tapi tetap saja tidak akan sama dengan perusahaan yang memang memiliki kualitas yang cukup baik dan masih banyak uang tunjangan lainnya. Intinya lebih terjamin,” akunya.
Masih dikatakannya, meskipun ia tidak meneruskan profesi kedua orang tuanya sebagai petani, namun ia selalu mengingatkan kedua orang tuanya untuk tetap menjalankan profesinya sebagai penanam dan penjual sayuran. “Ya karena pekerjaan itu yang membuat saya hidup dan tumbuh besar, meskipun saya cari kerjaan lain tapi saya bangga dengan profesi ibu saya sebagai petani,” pungkasnya. (mal)