KARAWANG, RAKA – Dalam kurun waktu 16 hari penderita HIV dan AIDS di Karawang bertambah 10 orang. Penambahan ini dituding karena Pemerindah Daerah (Pemda) Karawang gagal sosialisasikan penyakit berbahaya ini. “Dengan adanya penambahan penyakit HIV dan AIDS tentunya dari akibat kurangnya sosialisasi, kalau adanya sosiliasai pasti berkurang bukan bertambah,” ujar Ketua DPRD Karawang Toto Suripto, Jumat (28/12) di ruang kerjanya.
Kata Toto, masyarakat harus waspada dengan adanya peningkatan jumlah penyakit yang berbahaya itu. Sebab, efek yang akan ditimbulkan selain bisa menular, resikonya pun dapat mengakibatkan kematian. “Masyarakat Karawang jangan melakukan perbuatan yang sekiranya membahayakan dirinya, terutama hubungan bebas di luar pernikahan tolong dihindari,” ucapnya.
Toto mengimbau, agar masyarakat tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti berhubungan bebas. Bahkan Toto, meminta warga Karawang untuk menjauhi barang haram seperti narkoba. “Hari ini bertambah pengidap HIV dan AIDS di Karawang, tadinya 222 sekarang 233, ini bagian persoalan bersama. Dinkes dan pemda agar segera melakukan sosialisasi dari tingkat kabupaten sampai tingkat RT,” katanya.
Terutama di dunia pendidikan, baik ditingkat SD sampai tingkat atas bahkan sampai pesantren semua pimpinan di Karawang harus menjaga kesehatan para siswa-siswinya. “Ini pekerjaan besar bagi pemda dan DPR dan kita semua, upayanya satu mari lakukan gerakan untuk mencegah penyakit HIV dan AIDS,” ujarnya.
Informasi penambahan pengidap HIV dan AIDS tersebut berdasarkan analisa situasi epidemi HIV dan AIDS di Karawang pada tahun 2018 yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Karawang. Staf KPAD Kabupaten Karawang Yana Aryana menyampaikan, dari data yang diperolehnya saat ini, pengidap HIV dan AIDS mencapai 233, sedangkan pada 13 Desember 2018 baru mencapai 222, sehingga terjadi kenaikan pengidap penyakit tersebut. “Penyebabnya hetero seks, hubungan seks antara laki-laki dengan perempuan,” pungkasnya. (apk)