Penjual Daging Diawasi

DAGING DIPERIKSA: Pedagang daging di pasar tradisional di Purwakarta didatangi petugas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta, untuk memastikan daging yang dijual bukan daging celeng, kemarin.
Antisipasi Peredaran Daging Celeng
PURWAKARTA, RAKA – Bagi para pedagang daging di Kabupaten Purwakarta jangan berani nakal dengan menjual daging babi. Akibatnya bisa fatal. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Purwakarta melakukan pengawasan intensif terhadap penjualan daging di pasar tradisional. Hal itu dilakukan karena belakangan terungkap penjualan daging celeng di Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta Budi Supriadi mengatakan, pihaknya telah melakukan survei ke delapan pasar, di antaranya Pasar Baru Plered, Bojong, Wanayasa, Maniis, dan Pasawahan. Hal itu dilakukan untuk memastikan peredaran daging celeng tidak terjadi di Purwakarta, sehingga kekhawatirkan warga terkait isu penjualan daging itu dapat diantisipasi. “Penemuan daging celeng diakui atau tidak membuat warga Purwakarta khawatir. Hasil survei kami di lapangan tidak menemukan peredaran daging celeng, artinya menunjukan jika Purwakarta aman,” ujar dia.
Meski begitu, dia berkomitmen akan terus melakukan pemantauan ke pasar dan pusat perbelanjaan lainnya hingga menjelang lebaran nanti. “Antisipasi kami lebih kepada daging beku dan daging yang telah dipotong, karena kedua daging itu mudah untuk dicampur,” kata Budi.
Selain itu, mengenai harga daging sapi saat ini masih dalam kategori normal Rp110 ribu per kilogram. Namun, Budi tidak menampik jika akan ada kenaikan harga menjelang lebaran nanti. Hal itu dinilai wajar karena selalu terjadi setiap tahunnya. “Kami pastikan ketersediaan daging sapi terpenuhi, kalau soal ada kenaikan harga memang setiap tahun seperti itu, mengingat permintaan pasar meningkat,” ujar dia.
Lebih jauh Budi mengatakan, meski peredaran daging celeng tidak terjadi di Purwakarta, namun masyarakat tetap harus mengetahui perbedaan daging sapi dan daging celeng. Untuk membedakannya dapat terlihat dari warna, tekstur, dan bau selagi daging masih mentah. Warna daging celeng lebih pudar dibandingkan daging sapi asli. Kemudian tekstur atau serat daging celeng lebih lembut, sementara daging sapi lebih kasar. “Baunya juga cenderung lebih anyir,” ujarnya.
Selain itu, Budi menyarankan masyarakat membeli daging di kios. “Beli daging sapi yang ada jogrogan paha sapinya, jadi daging bisa dipotong langsung,” pungkasnya. (gan)