Penyakit Polio Mulai Mengancam, Dinkes Siapkan Vaksinasi untuk Anak
KARAWANG, RAKA – Adanya kasus Polio pada anak usia 4 tahun 5 bulan di Purwakarta, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang mengambil langkah cepat dengan mengadakan rapat koordinasi bagi seluruh instansi.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana melalui Asisten Daerah 2 Kabupaten Karawang Hanafi menyampaikan, anak usia 0 sampai dengan 59 bulan akan diberikan vaksin tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya kasus serupa di wilayah Karawang. “Adapun sasaran kegiatan Sub Pin Polio Kabupaten Karawang berkisar pada usia 0-59 bulan (termasuk pendatang) tanpa memandang status imunisasi sebelumnya,” ujarnya pada Kamis (30/3).
Ia melanjutkan, jumlah sasaran imunisasi tersebut ada sebanyak 181.642 anak. Ia mengimbau kepada seluruh instansi untuk ikut terlibat dalam pemantauan kegiatan. Kemudian melakukan pemberian edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait manfaat imunisasi. “Kita akan memberikan imunisasi untuk 181.642 anak di Karawang, berpesan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk senantiasa melaksanakan pemantauan agar memastikan seluruh anak mendapatkan imunisasi,” tambahnya
Endang Suryadi, kepala Dinas Kesehatan Karawang menyampaikan, imunisasi akan dilakukan sebanyak 2 tahapan. Tahap pertama pada 3 April hingga 9 April kemudian dilakukan sweaping pada 10 April sampai 15 April. Selanjutnya akan dimulai kembali tahap ke dua pada 15 Mei sampai dengan 21 Mei dan dilakukan sweaping tahap dua pada 22 Mei sampai 26 Mei. Ia melanjutkan sweaping bertujuan untuk menyasar dan memastikan tidak terdapat anak yang tidak memperoleh imunisasi ini. Target imunisasi polio di Karawang sebesar 95 persen. Tahun 2026 telah dicanangkan agar bebas polio di Indonesia. “Kita gerak cepat pada 3 April harus sudah mulai melaksanakan kegiatan ini, jadi ini sifatnya emergency. Kita ketahui polio dapat dicegah dengan PD3I. Sweaping untuk mengumpulkan anak yang belum di vaksin dan akan dilakukan selama 5 hari,” ungkapnya.
Wildan, perwakilan WHO memaparkan, imunisasi untuk penyakit ini ada dua jenis. Pertama jenis tetes untuk penyakit polio tipe 1 dan 3. Kedua jenis imunisasi suntik untuk tipe 2. Tipe 2 ini bersifat mudah menular melalui saluran air yang tidak bersih. Ia menambahkan penyebab yang lain berasal dari rendahnya pemberian imunisasi dan kebocoran limbah serta penyebaran dari negara lain. Jenis vaksin yang akan diberikan yakni NOBV 2 untuk polio tipe ke-2. “Polio ini disebabkan oleh virus dan kita sudah mendapatkan pencegahannya dengan imunisasi. Imunisasi tetes untuk tipe 1 dan 3, kita berikan imunisasi untuk melindungi tipe 2,” paparnya.
Ia menjelaskan bagi anak yang memiliki riwayat TB masih dapat diberikan imunisasi polio jika telah melakukan konsultasi dan screening terlebih dahulu. Bagi penderita HIV tidak dapat diberikan imunisasi. Hal ini dikarenakan penderita tersebut memiliki kontradiksi tinggi. Satu vial dapat diberikan untuk 50 dosis atau 50 anak. “Bagi anak yang punya TBC kita bisa screening dan konsultasi lebih dulu ke dokter, jika sedang panas dan diaer tidak bisa kita berikan. Anak yang memiliki riwayat HIV atau tinggal berdekatan dengan pasien HIV juga tidak bisa kita lakukan imunisasi,” tutupnya. (nad)