Uncategorized

Perajin Berhenti Produksi Tahu

KURANGI PRODUKSI: Perajin tahu tempe kurangi produksi akibat harga kedelai mahal. Mereka harus tetap bertahan agar tetap mendapat penghasilan.

Kurangi Karyawan, Perkecil Ukuran

RENGASDENGKLOK, RAKA – Perajin tahu tempe terpaksa mengurangi angka produksi lantaran melonjaknya harga kedelai, dan ada juga yang tidak lagi mempekerjakan anak buahnya akibat biaya produksi tidak sebanding dengan omzet yang didapat.

Perajin tahu tempe Sunarso (48), warga Wardoyong Selatan, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok mengatakan kenaikan harga kedelai sudah dirasakan sejak bulan November 2020. Tapi saat itu harga kedelai masih diangka Rp7.500 per kilogram dari harga yang biasanya Rp6.500 per kilogram. “Kalau sekarang per kilogramnya sudah di atas Rp9.000, kemarin saja beli sudah Rp9.600,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Senin (4/1).

Lanjut Sunarso, biasanya setiap hari dirinya memproduksi tahu sampai dua kwintal, tapi sudah 20 hari ini tidak lagi memproduksi tahu, bahkan tiga karyawannya juga turut dirumahkan sementara waktu. “Kalau tempe masih produksi tapi ada pengurangan, yang biasanya sehari satu kwintal tapi sekarang cuma 50 kilogram,” ujarnya.

Kata Sunarso, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan akan kembali memproduksi tahu, dia meminta pemerintah agar menstabilkan kembali harga kedelai.
“Kalau harganya di atas Rp 7000 masih mending, sekarang kan sampai Rp9000,” imbuhnya.

Perajin tahu tempe lainnya, Muhidin (49), asal Wardoyong Selatan, Desa Rengasdengklok Selatan mengaku masih bertahan memproduksi tempe meskipun ada pengurangan kapasitas produksi sekitar 10 persen dari yang biasanya. Kata dia, harga tempe yang dijual masih Rp3.000 per potong hanya saja lebih kecil dari sebelumnya.
“Harga per potong masih seperti biasa, paling ukurannya lebih kecil,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button