Perajin Perahu Jatiluhur Hampir Punah
TERANCAM PUNAH: Perahu kayu buatan perajin Jatiluhur. Saat ini jumlah perajin perahu tinggal tiga orang.
PURWAKARTA, RAKA – Generasi perajin perahu di Kecamatan Jatiluhur terancam punah akibat pelaku kerajinan tangan tersebut gagal melakukan regenerasi.
Salah seorang perajin pembuatan perahu, Idin (57), warga Kampung Cikukul, Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur, mengatakan cukup sulit menemukan peminat yang ingin meneruskan kerajinan tangan yang satu ini. Sebagian besar masyarakat memilih pekerjaan lain atau melamar ke perusahaan dibandingkan menekuni kerajinan perahu.
Baginya, membuat perahu bukan hanya mata pencarian, tapi juga melestarikan kerajinan tangan yang telah digeluti sejak turun temurun. “Hal itu menjadi faktor utama jika perajin perahu nyaris punah,” ujarnya, Sabtu (26/10).
Minimnya regenerasi, dibarengi dengan semakin menurunnya jumlah pesanan. Banyak perajin perahu yang berhenti produksi. Padahal pada dekade 1990-an, kampungnya pernah dijuluki Kampung Perahu, bahkan sampai dibuatkan gapura perahu.
Kini, jumlah perajin perahu yang tersisa diperkirakan hanya tiga orang termasuk Idin. “Dulu ada lebih dari 15 tempat yang memproduksi perahu, tapi sekarang semakin sedikit. Ditambah tidak ada yang meneruskan juga karena memang pesanannya juga sepi, jadi wajar saja,” katanya.
Karena itu, para perajin perahu di sana mengharapkan bantuan pemerintah daerah untuk mempromosikan produk mereka. “Harusnya seperti itu ada peran pemerintah dalam mempromosikannya, kalau pesanan banyak kemungkinan warga di sini terangsang menekuni produksi perahu,” tambahnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang UKM Dinas Koperasi UKM, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Purwakarta Ahmad Nizar mengatakan, pihaknya akan menginventarisir para perajin perahu yang ada di Kabupaten Purwakarta, termasuk di Kecamatan Jatiluhur. Upaya itu dilakukan salah satu upaya peningkatan UKM yang menjadi sumber rezeki bagi masyarakat di Kabupaten Purwakarta. “Untuk perajin perahu nelayan memang belum ada data secara khusus, tapi kalau perajin perahu miniatur ada di sana,” ungkap Ahmad Nizar saat dihubungi melalui sambungan selulernya.
Dia mengatakan, sejauh ini upaya peningkatan UKM terus dilakukan dengan mengikutsertakan di berbagai even. Salah satunya yaitu produk makanan keripik kulit tangkil yang berhasil meraih juara III dengan kategori produk inovatif dalam acara Cooperative Fair di Bandung belum lama ini. Hal itu menunjukan jika UKM di Purwakarta mampu berprestasi. Namun diakuinya, untuk perajin perahu berukuran besar memang hingga saat ini belum terdata secara khusus.
Untuk sementara, Ahmad Nizar menyarankan jika UKM tersebut dapat dikelola oleh pemerintah desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk pengembangan promosi disamping nantinya pemerintah daerah juga ikut serta berperan aktif promosikan produk mereka. “Iya nanti kita upayakan karena memang perajin perahu harus tetap ada dan berkembang,” pungkasnya. (gan)