Uncategorized

Perajin Tempe Minta Bantuan Modal

BATUJAYA, RAKA – Home industri pembuatan tahu tempe di Desa Kutaampel, Kecamatan Batujaya, tetap bertahan meskipun dengan peralatan seadanya. Kendati demikian, usaha itu sulit berkembang karena terkendala modal dan masih menggunakan alat tradisonal.

Seperti diungkapkan Irin (68) perajin tempe, keuntungan yang dia dapat dari hasil pembuatan tahu tempe cukup untuk biaya hidup sehari-hari, bahkan hingga menyekolahkan anak-anaknya. Apalagi jika usaha tersebut dapat dikembangkan. Selain dapat diandalkan menjadi sandaran hidup keluarga dia optimis dapat mengurangi pengangguran di lingkungannya. “Sejak tahun 1980 hingga sekarang, alhamdulillah masih berjalan, untuk biaya hidup dan menyekolajkan anak-anak mah cukup,” ucapnya Kepada Radar Karawang, Minggu (23/12). Ia pun menyebutkan keinginannya untuk mengembangkan usahanya tersebut, namun hingga saat ini terkendala permodalan, dan juga kurangnya minat dari masyarakat untuk belajar.

Namun, hal yang wajar jika minat masyarakat, bahkan anaknya sendiri masih kurang terhadap bisnis pembuatan tahu tempe yang telah ia geluti sejak 38 tahun silam ini, kata Irin. Pasalnya, alat yang ia gunakan masih alat tradisional dan dinilai usang. Padahal, jika masyarakat atau pemerintah melihat lebih jeli, permintaan tahu tempe tak pernah sepi dari peminat.

Adapun, kendala yang ia hadapi saat ini yaitu banyaknya kiriman tahu tempe dari luar daerah, kurangnya minat masyarakat, dan tidak adanya pekerja yang siap. Padahal, untuk kualitas tahu tempe buatannya tak kalah dengan buatan daerah luar. Itu dibuktikan setelah memenangkan juara 1 dengan kualitas terbaik pada tahun 1982 yang di selenggarakan di Bandung. “Kalau pemerintah mau mengeluarkan modal, tahu tempe di setiap pasar bisa di drop dari sini. Dan yakin, minat masyarakat akan bertambah, mengurangi pengangguran pula,” ucapnya.

Dirinya mengklaim jika pembuatan tahu tempe ini hanya ada di Dusun Lolohan 2 Rt 12/02 untuk sekecamatan Batujaya. Untuk itu, ia sangat berharap kepada pemerintah daerah agar membantu permodalan guna mengembangkan usahanya ini. Lebih lanjutnya, dalam 2 hari sekali, lanjut Irin, ia mampu membuat 1000 tahu dan 7 kilo tempe dengan kacang kedelai. Itu pun ia buat tanpa bantuan siapapun. “Saya buat sendiri, jual sendiri,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button