KARAWANG

Perbanyak Aktivitas di Rumah

Epul Saepul

KARAWANG, RAKA – Virus corona telah mewabah dan korbannya terus berjatuhan. Pemerintah sudah menyarankan untuk memutus mata rantai penularan dengan melakukan social distanting atau menjaga jarak.

Epul Saepul, guru Sosiologi SMAN 6 Karawang mengatakan, pemerintah mengimbau masyarakat untuk sebisa mungkin mengurangi pertemuan dengan orang lain. “Presiden Joko Widodo meminta masyarakat bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Rabu (25/3).

Epul yang juga Wakasek Kesiswaan ini mengatakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespons imbauan itu dengan fatwa. MUI meminta umat Islam yang ada di wilayah terpapar corona untuk tidak melaksanakan salat Jumat berjamaah, salat lima waktu berjamaah, majelis taklim, salat Tarawih dan salat Ied untuk sementara waktu. “MUI pasti punya dasar dalam mengambil keputusan salah satunya adalah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim tentang wabah. Hadits itu sudah diterapkan beberapa negara dengan melakukan penutupan akses sementara dalam menekan penyebaran virus corona,” tuturnya.

Dalam kajian sosologi, lanjutnya, bahwa jaga jarak merupakan salah satu bentuk interaksi sosial, namun kajian sosiologi terkait dengan jaga jarak saat ini merupakan salah satu jenis preventif untuk menghindari dan mengurangi penyebaran yang begitu meluas. “Dalam kajian sosiologi Pembatasan interaksi sosial, bisa juga diartikan agar setiap orang dengan orang lainnya tidak berdekatan saat berada dalam satu ruang publik,” kata Epul.

Menurutnya, penularan virus corona jenis baru bisa terjadi melalui droplet atau percikan cairan yang keluar dari hidung dan mulut saat berbicara, batuk, atau bersin. Percikan cairan yang dikeluarkan tersebut bisa terpercik sejauh sekitar satu meter. Selain itu alasan setiap orang harus menjaga jarak atau tidak dekat-dekat dengan orang lainnya karena orang yang positif terinfeksi COVID-19 bisa saja terlihat sehat dan baik-baik saja. Beberapa contoh yang sudah positif terjangkit Covid-19 adalah Bupati Karawang dr. Celica Nurhadiana, yang menginformasikan melalui video bahwa dirinya positif Covid-19 namun dirinya terlihat baik-baik saja hanya perlu diisolasi di rumah sakit. “Banyak hal memang yang dapat kita ambil hikmah yaitu kedekatan dengan keluarga, inti keluarga adalah suami, istri, anak. Wadahnya adalah rumah. Dan eksistensi rumah terbaik adalah rumahku surgaku (baiti jannati). Secara formal dan fisikal, keluarga itu masih ada. Masih ada surat nikah, akta kelahiran, kartu susunan keluarga. Tinggal serumah,” paparnya.

Ia mengajak menjaga anak,istri dan keluarga dari semua yang bisa menimbulkan penyakit. “Semoga Allah menjaga para tim medis yang sedang berjuang memerangi virus corona ini. Aamiin,” pungkasnya. (acu)

Related Articles

Back to top button