Karawang
Trending

Capaian KB Pasca Persalinan Tembus 70 Persen

KARAWANG, RAKA – Dulu dianggap sebagai tantangan besar, kini Program Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP) di Kabupaten Karawang menjelma menjadi salah satu kisah sukses nasional dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi, serta kasus stunting.

Data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang mencatat lonjakan drastis capaian KBPP, dari hanya 10.331 akseptor pada 2022 melonjak menjadi 28.036 pada 2024.

Baca Juga : Bantuan Usaha untuk Disabilitas Bergantian

Sementara capaian pelayanan peserta KB baru secara keseluruhan naik tajam dari 19.075 (2022) menjadi 61.831 akseptor di tahun 2024.

Sekretaris DPPKB Karawang, Imam Bahanan, menuturkan bahwa pada 2021, Karawang justru berada di posisi terbawah kedua di Jawa Barat dalam hal KB pasca persalinan.

“Saat itu hanya 10,66 persen ibu yang langsung ikut KB setelah melahirkan. Artinya dari 100 ibu melahirkan, hanya 10 yang langsung ber-KB dalam masa nifas 40 hari,” ungkapnya.

Imam menyebut, rendahnya partisipasi ini menjadi pemicu tingginya angka kehamilan berulang dalam waktu singkat, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi. Tahun 2021 tercatat 117 ibu dan 160 bayi meninggal dunia di Karawang.

Situasi genting ini menarik perhatian lembaga internasional JHPIEGO, yang kemudian bermitra dengan DPPKB, Dinas Kesehatan, Bappeda, dan berbagai unsur lainnya untuk mendorong edukasi dan intervensi KB pasca persalinan.

Tonton Juga : MARIE THOMAS, DOKTER PEREMPUAN PERTAMA DI INDONESIA

Salah satu langkah kunci adalah lahirnya Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2021 tentang KB Pasca Persalinan dan Pencegahan Kematian Ibu dan Anak.

“Perbup ini menjadi game changer. Di dalamnya ada instruksi edukasi massif ke rumah sakit, klinik, Puskesmas, dan masyarakat. Jadi sejak hamil, ibu sudah diberi konseling agar siap pasang IUD atau implan sebelum masa nifas berakhir,” terang Imam.

Tidak hanya tenaga kesehatan, para Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) juga turut bergerak aktif melakukan penyuluhan di posyandu, Kampung KB, hingga kunjungan rumah.

Hasilnya luar biasa, capaian KB pasca persalinan melonjak hingga sekitar 70 persen di tahun 2024.

“Sekarang polanya berubah. Dulu ibu-ibu pasang KB setelah masa nifas selesai. Sekarang justru sebelum 40 hari, sudah siap dipasangi alat kontrasepsi. Jadi begitu malam pertama setelah masa nifas, mereka sudah aman,” kata Imam dengan nada optimistis.

Program KB pasca persalinan terbukti tidak hanya menekan angka kematian ibu dan bayi, tapi juga berkontribusi signifikan dalam penurunan kasus stunting.

“Semakin terencana kelahiran, semakin baik kualitas pengasuhan. Anak-anak lebih sehat dan tidak stunting,” tambahnya.

Imam menyebut keberhasilan Karawang ini bisa menjadi model nasional. Dari semula dengan capaian terendah, kini menjadi pelopor inovasi dalam layanan kesehatan ibu dan anak.

“Transformasi ini adalah bukti bahwa regulasi kuat, edukasi berkelanjutan, dan kolaborasi lintas sektor mampu menciptakan lompatan besar bagi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (uty)

Related Articles

Back to top button