
KLARI,RAKA- Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kabupaten Karawang mengkritik program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi dinilai tidak konsisten, terutama soal efisiensi anggaran.
Ketua MPI Kabupaten Karawang Guntar Mahardika, mengatakan di tengah instruksi Presiden Prabowo Subianto agar lebih efisiensi anggaran untuk pemerintahan provinsi se-Indonesia, tapi Dedi Mulyadi rutin menggelar acara gebyar seperti kegiatan Nganjang Ka Warga.
Baca Juga : Ratusan Jemaah Latihan Manasik Haji di Persis
“Menurut saya sebagai perwakilan pemuda kegiatan yang di lakukan Gubernur Jawa Barat tidak tepat (Program Ngajang), karena dari pada melaksanakan kegiatan yang bersifat tidak urgensi,” katanya, Sabtu (14/6).
Guntar meminta anggaran kegiatan tersebut lebih baik di alokasi ke yang lebih penting. Apalagi melihat fenomena yang sempat viral mengenai infrastruktur yang rusak di salah satu daerah lebih membenahi dulu di sana.
“Toh untuk branding secara stabilitas personal sudah sangat luar biasa dan lebih baik bekerja dengan tulus untuk masyarakat tidak usah banyak pencitraan. Jangan sampaikan kebijakan gubernur menekan ke bawah atau daerah. Tetapi para pimpinannya berfoya-foya mem-ploting anggaran untuk keperluan yang kurang tepat,” paparnya.
Tonton Juga : EBITH G ADE, SEPAK TERJANG DI DUNIA MUSIK
Diteruskannya, PR Gubenur Jawa Barat masih banyak. Fokus penyelesaian satu persatu. Terlebih janji politik pada masyarakat di Karawang.
“Pak Dedi.. Pak Dedi ..sekarang baru awal, belum masuk masa kampanye. Cukup pencitraan mah. Perjalanan bapak masih sangat jauh. Jangan sampai nanti jadi boomerang,” terangnya.
Guntar juga memprediksi, kegiatan Nganjang ka Warga menyedot anggaran bisa sampai Rp500 juta, bahkan bisa lebih.
“Apakah anggaran itu gunakan uang pribadi Pak Dedi? Coba bayangkan apabila anggaran tersebut digelontorkan untuk pembenahan infrastruktur mungkin jauh lebih bermanfaat,” paparnya.
Ia juga mengajak bisa membangun Jawa Barat bersama-sama pemuda. Pemuda menunggu program untuk kegiatan pemuda.
“Semangat yang sedang pak Dedi gelorakan, pencitraan sudah cukup tinggal kami sebagai pemuda menunggu program-program Gubernur Jawa Barat. Yang paling istimewa bukan spontanitas berujung tidak ada kejelasan,” tandasnya.(asy)