Pergerakan Tanah di Sukatani -Jalan Penghubung Rusak Parah
PURWAKARTA, RAKA – Pergerakan tanah kembali terjadi di Kampung Cibodas dan Kampung Panyindangan, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani. Pergerakan tanah di dua kampung itu telah terjadi sebanyak dua kali, yakni pada Selasa (16/4) sekitar pukul 13.00 WIB dan pada Jumat (19/4) pukul 03.00 WIB.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta Heryadi Erlan mengatakan, bahwa pergerakan tanah disebabkan oleh lokasi bencana yang berada di zona kerentanan gerakan tanah menengah. Pria yang akrab dipanggil Abah Erlan itu mengatakan, pihaknya juga sudah terjun langsung ke lokasi pergerekan tanah. “Kami telah melakukan Assesment ke lokasi Tempat Kejadian Bencana (TKB),” Sabtu (20/4).
Ia menjelaskan, wilayah tersebut berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan, serta memiliki lereng yang mengalami gangguan. Dengan demikian, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya gerakan tanah saat curah hujan tinggi. “Jenis gerakan tanah yang terjadi adalah tipe rayapan, dimana tanah bergerak secara perlahan dan terus-menerus. Tataguna lahan yang dominan di wilayah itu adalah pertanian lahan basah, sehingga hal ini dapat menyebabkan penjenuhan dan pelunakan tanah akibat akumulasi air dari lahan pertanian,” jelasnya.
Selain itu, Abah Erlan menuturkan, dampak dari pergerakan tanah tersebut mengakibatkan pelebaran retakan dengan lebar 35 cm dan kedalaman 63 cm, dengan panjang jalan yang terdampak mencapai 116 meter dan lebar 5 meter, serta tinggi anjlokan sebesar 1,5 meter. “Kami bersama dengan aparat desa, kecamatan setempat, dan instansi terkait, telah melakukan peninjauan langsung dan penyelidikan saat dan setelah terjadinya bencana untuk mengetahui penyebab dan cara penanggulangannya,” tuturnya.
Ia menyebutkan, akibat pergerakan tanah, untuk saat ini akses jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda empat. “Informasi terbaru, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) akan menurunkan alat berat dalam upaya penanggulangan bencana pergerakan tanah ini. Selain itu, kita juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti masyarakat, relawan serta pihak swasta untuk menangani ini,” pungkasnya. (yat)