KARAWANG

Permainan Tradisional Semakin Ditinggalkan

Waya Karmila

KARAWANG, RAKA – Seiring berkembangnya zaman, permainan tradisional atau yang biasa disebut kaulinan budak lembur, semakin kurang diminati.

Kasi Kesenian Bidang Budaya Disbudpar Karawang Waya Karmila mengakui, beberapa permainan tradisional atau kaulinan budak lembur semakin menghilang. Permainan-permainan tradisional yang dulu menjadi permainan anak, sudah tidak lagi digemari. Hal itu karena adanya modernisasi dan kecanggihan teknologi. Sehingga anak-anak zaman sekarang lebih memilih bermain gadget dan sudah enggan memainkan permainan tradisional. “Sudah nggak ada anak sekarang mah. Mereka lebih suka main HP dibanding main galah santang atau permainan tradisional lainnya,” kata Waya, kepada Radar Karawang saat ditemui di ruang kerjannya.

Saat ini, kata dia, hanya ada beberapa permainan tradisional yang masih ada. Diantaranya dagongan, galah santang, egrang dan sumpit, karena menjadi salah satu cabang olahraga tradisional yang sering dilombakan. Namun begitu, permainan tersebut juga jarang dimainkan di kalangan anak-anak. “Tapi setidaknya masih ada dan dimainkan setiap menjelang perlombaan. Itu karena masuk kategori cabang olahraga tradisional,” ucapnya.

Menurutnya, sulit untuk membumingkan kembali permainan atau kaulinan budak lembur pada anak sekolah zaman sekarang. Karena dengan adanya pengaruh HP, anak lebih senang dan gemar bermain game online. “Kalau dulu kan gak ada permainan lain. Makanya gatrik, panggal, kelereng, karet, seor itu digemari oleh anak-anak dan dimainkan sepulang sekolah. Kalau sekarang anak kecil juga sudah pada pinter main HP,” ungkapnya.

Masih dikatakan Waya, upaya yang bisa dilakukan agar kaulinan budak lembur tidak punah, ialah dengan menjadikan pelajaran muatan lokal yang dipelajari dan diajarkan bahkan dimainkan di sekolah. “Dibuat aturan agar jadi pelajaran di sekolahnya. Seperti yang empat kan sudah masuk olahraga tradisional dan selalu dilombakan,” tambahnya.

Dihubungi terpisah, Kepala SDN Tanjungpura 1 Encum, prihatin dengan semakin hilangnya budaya atau permainan tradisional di kalangan anak-anak. Untuk itu, selain empat olahraga tradisional ia juga mengadakan permainan-permainan tersebut di dalam kegiatan pramuka. “Saya termasuk yang prihatin dengan kondisi ini. Tapi di sekolah saya gak punah karena ada di pramuka,” ungkapnya.

Encum mengatakan, olahraga atau permainan tradisional juga bagus diterapkan pada anak-anak. Karena selain melestarikan agar anak SD tetap bisa mempraktekan seni permainan tradisional, juga bisa mengembangkan kecerdasan intelektual, menumbuhkan kebersamaan dan melatih kemampuan motorik. “Juga bisa meningkatkan prestasi dan hidup sehat. Gatrik, congklak dan main karet putar juga bisa melatih otot dan keseimbangan. Untuk itu kami masukan di materi pramuka,” ujarnya. (nce)

Related Articles

Back to top button