SDN Puseurjaya Sempit

SEMPIT: Sejumlah siswa sedang berjalan di lorong sekolah yang sempit.
Siswa Upacara di Lahan Warga Dekat Makam
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Pengelola SDN Puseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur, harus berpikir ekstra keras agar sekolahnya layak jadi lembaga pendidikan. Selain tidak memiliki lapangan untuk upacara bendera, perpustakaan, sekolah dasar satu-satunya di Puseurjaya itupun tidak memiliki ruang terbuka. Bahkan meminjam ruang kelas madrasah untuk kegiatan belajar mengajar.
Supartini, guru di sekolah tersebut berharap, ada ruang guru yang lebih luas, perpustakaan yang bisa digunakan anak didik untuk membaca buku, dan ruang kelas yang nyaman. “Merasa gimana ya, duduk di halaman saja sempit. Upacara saja nebeng di tanah orang sebelah makam,” ungkap Supartini kepada Radar Karawang, Rabu (30/10).
Guru lainnya Sunarto, mengaku greget dengan pihak desa. Menurutnya, pemerintah desa mesti ikut memikirkan nasib anak cucu kedepannya, sebab SDN Puseurjaya merupakan satu-satunya sekolah dasar di desa tersebut. Ia menyoroti tidak adanya ruang bermain anak yang memenuhi standar. “Kalau kondisi seperti ini, mau tidak mau mesti ada RKT (Rencana Kerja Tahunan). Dibuat leter L, ada ruang kelas yang dibuang untuk ruang bermain anak,” terangnya.
Plt Kepala SDN Puseurjaya Lilis Sulastri menceritakan, lahan warga yang digunakan untuk upacara saat ini berjarak sekitar 200 meter dari sekolah. Dampaknya, guru mesti repot mempersiapkan sarana upacara dan pengawasan guru terhadap anak saat upacara kurang optimal. “Kemarin ada anak yang terlambat datang, dia diam di kelas tidak ikut upacara. Mungkin kurang semangat tempatnya jauh atau malu. Beda halnya kalau upacara di halaman sekolah, guru bisa melihat dan mengajaknya upacara,” tuturnya.
Ia juga menerangkan kondisi sekolah saat menghambat peningkatkan akreditasi. Menurutnya, sebagus apapun administrasi, guru dan siswa namun bila fasilitas tidak memadai akan sulit mendapat akreditasi A. Fasilitas yang dimaksud adalah sanitasi, salah satunya berupa ruang terbuka untuk mendukung aktivitas siswa. “Sanitasikan juga berupa adanya ruang terbuka, tempat untuk anak berlari bermain, itu kan tidak ada. Jadi anak terbatas ruang geraknya,” terangnya.
Penuturan Lilis, pihak korwilcambidik telah menugaskannya untuk membuat pengajuan RTK. Namun sampai saat ini belum bisa diajukan, sebab belum ada permintaan dari Dinas Pendidikan untuk pengajuan tersebut.
Lilis yang juga menjabat kepala SDN Pinayungan 2, berharap pihak Desa Puseurjaya dapat memberi bantuan lahan jika memungkinkan. Ia mencontohkan, SDN Pinayungan 2 yang mendapatkan hibah tanah dari pihak Desa Pinayungan. Namun dia mengaku sampai saat ini belum bisa menemui Kepala Desa Puseurjaya karena kesibukkannya. “Kalau ada (bantuan desa) saya sangat senang sekali. Jadi nanti sekolah bisa dialihkan dan yang lama bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain,” tuturnya.
Sekretaris Desa Puseurjaya Hendra Purnawan mengaku selalu memperhatikan kondisi SDN Puseurjaya. Menurutnya masalah ini harus dikonsultasikan dulu dengan Dinas Pendidikan yang menaungi langsung sekolah tersebut. Sedangkan pemerintahan desa di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan mengenai anggaran mesti melalui musyawarah rencana pembangunan desa. “Sepengetahuan saya pihak sekolah sendiri belum ada obrolan dengan kepala desa. Setelah ada obrolan seperti ini mungkin nanti kita sampaikan,” terangnya. (cr5)