
KARAWANG, RAKA- Peta politik jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Karawang semakin menarik disimak. Diprediksi bakal ada tiga pasangan calon yang akan mendaftar ke KPU Karawang 4 September 2020 mendatang.
Cecep Sopandi, pengamat politik dari Indobarometer mengatakan, melihat peta politik terbaru, Golkar mengikuti arah mata angin petahana Cellica Nurrachadiana. Jika hal itu terjadi, Golkar akan menjadi amunisi tambahan bagi Cellica untuk semakin percaya diri menuju kontestasi pilkada pada Desember nanti. “Saya memprediksi akan ada tiga pasangan calon yang akan maju, diantaranya dua petahana dan satu penantang baru,” katanya, Kamis (20/8).
Melihat komposisi partai pendukung, lanjutnya, Cellica memiliki amunisi yang paling besar memperoleh 28 kursi DPRD terdiri dari Demokrat, Golkar, PKS dan Nasdem. Selain itu, Cellica merupakan satu-satunya kandidat yang sudah dipastikan mulus maju ke pendaftaran calon Bupati. Karena kandidat pesaingnya masih harus berusaha keras mendapatkan rekomendasi partai. “Kalau misalkan saja, Jimmy berhasil mendapat mandat Gerindra, maka dia akan memperoleh amunisi 15 kursi DPRD, terdiri dari Gerindra dan PKB,” paparnya.
Jika karpet merah Yessi juga mulus, tambahnya, nantinya memperoleh amunisi 11 kursi DPRD, terdiri dari PDIP, PAN, PPP, Hanura dan PBB. “Kalau saya melihat potensi ketiga calon di atas, tentu Cellica masih sangat diunggulkan. Apalagi mendapat amunisi baru dari Golkar, tentu akan semakin memberikan tenaga untuk bertarung,” ungkapnya.
Cecep mengungkapkan, fakta politik saat ini elektabilitas Cellica sebagai petahana tidak ada yang bisa menandingi. Disamping itu, kandidat lain kurang ada gregetnya. Tapi pertarungan politik merebut pilihan masyarakat Karawang masih terbuka luas. Sebab, masih ada waktu bagi semua kandidat untuk melakukan kerja-kerja politik. Saat ini, persoalan mendasar kenapa Cellica masih sangat unggul di berbagai survei, itu karena pengenalan dia sudah sangat tinggi. Sementara yang lain masih jauh di bawah Cellica. “Kalau kandidat lain bekerja keras mengenalkan dirinya ke masyarakat. Lebih greget lagi melakikan sosialisasi ke masyarakat. Ada adagium dalam politik itu, orang yang dikenal saja belum pasti dipilih apalagi yang tidak dikenal. Jadi begitu kira-kira,” sebutnya.
Setelah dikenal, tambah Cecep, baru menunjukan kapasitas dan kapabilitasnya, artinya ada alasan bahwa masyarakat mau memilih. “Makanya di sini semua kandidat harus jadikan pilkada ini sebagai festival gagasan dan program. Agar masyarakat punya banyak pilihan untuk menentukan pilihannya,” pungkasnya. (nce)