Persoalan Kesehatan Bermunculan
Korban Banjir Diserang Gatal-gatal dan Hipertensi
KARAWANG, RAKA – Banjir yang terjadi di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat menyebabkan kondisi kesehatan masyarakat di sana mengalami gangguan. Tim dari Puskesmas Wanakerta telah membuka posko layanan kesehatan yang berlokasi di kantor Desa Karangligar. Meski begitu posko ini tidak buka sampai 24 jam, namun untuk masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan di malam hari telah diarahkan untuk ke kantor puskesmas.
Veronica Maulana, Kepala Puskesmas Wanakerta menyampaikan jumlah masyarakat yang telah terlayani hingga sekarang sebanyak 200 orang. Mereka sebagian besar mengeluhkan penyakit hipertensi. Selain itu ada juga keluhan tentang penyakit ISPA. “Sampai saat ini posko kesehatan belum sampai 24 jam, kami hanya sampai sore saja. Kalau masyarakat ingin berobat 24 jam, kami arahkan ke puskesmas karena lokasi puskesmas kami dekat dengan lokasi banjir. Penanganan penyakit saya dengan tim sudah keliling ke posko pengungsian, mereka keluhannya ISPA kemudian sudah mulai ada yang demam banyak juga yang hipertensi mungkin karena gaya hidup dan stres. Sekitar 200 warga sudah terlayani di posko dan pusling puskesmas Wanakerta,” ujarnya, Senin (8/1)
Penderita hipertensi tersebut banyak yang berasal dari usia dewasa. Pengungsi dengan usia lanjut mengeluhkan penyakit saraf. Sedangkan untuk penyakit ISPA banyak di derita oleh anak-anak sampai usia 30. Tidak hanya beberapa penyakit di atas saja, mereka pun sekarang sudah banyak mengalami penyakit gatal-gatal. Sedangkan untuk gigitan hewan hingga sekarang tidak terdapat laporan apapun. “Dari usia produktif sampai lansia sudah datang ke kita untuk di periksa tensinya, mayoritasnya usia dewasa. Kami melakukan pemeriksaan dengan sistem keliling mulai dari pengasinan sampai dengan pengungsian di dekat posko kami. Kalau ISPA banyak di derita sama anak-anak dan 30 tahun an, kalau lansia lebih ke sakit saraf. Kalau penyakit kulit sudah pasti, setiap kali kami pergi ke tempat pengungsian pasti mereka mengeluhkan gatal-gatal. Paling banyak di derita sampai saat ini hipertensi dan gatal-gatal. Kalau untuk gigitan hewan belum ada laporan sampai sekarang,” imbuhnya.
Veronica menghimbau kepada semua pengungsi untuk tetap menjaga kesehatan. Kemudian tetap memperhatikan asupan makanan yang masuk ke tubuh. Selain itu ia pun menghimbau kepada donatur agar dapat memberikan bantuan berupa makanan bagi pengungsi. “Dalam kondisi di tempat pengungsian tetap saling menjaga kesehatan terutama asupan makanan jangan sampai di lupakan. Kami menghimbau kepada donatur untuk dapat memberikan bantuan berupa makanan juga,” tutupnya. (nad)
KARAWANG, RAKA – Banjir yang terjadi di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat menyebabkan kondisi kesehatan masyarakat di sana mengalami gangguan. Tim dari Puskesmas Wanakerta telah membuka posko layanan kesehatan yang berlokasi di kantor Desa Karangligar. Meski begitu posko ini tidak buka sampai 24 jam, namun untuk masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan di malam hari telah diarahkan untuk ke kantor puskesmas.
Veronica Maulana, Kepala Puskesmas Wanakerta menyampaikan jumlah masyarakat yang telah terlayani hingga sekarang sebanyak 200 orang. Mereka sebagian besar mengeluhkan penyakit hipertensi. Selain itu ada juga keluhan tentang penyakit ISPA. “Sampai saat ini posko kesehatan belum sampai 24 jam, kami hanya sampai sore saja. Kalau masyarakat ingin berobat 24 jam, kami arahkan ke puskesmas karena lokasi puskesmas kami dekat dengan lokasi banjir. Penanganan penyakit saya dengan tim sudah keliling ke posko pengungsian, mereka keluhannya ISPA kemudian sudah mulai ada yang demam banyak juga yang hipertensi mungkin karena gaya hidup dan stres. Sekitar 200 warga sudah terlayani di posko dan pusling puskesmas Wanakerta,” ujarnya, Senin (8/1)
Penderita hipertensi tersebut banyak yang berasal dari usia dewasa. Pengungsi dengan usia lanjut mengeluhkan penyakit saraf. Sedangkan untuk penyakit ISPA banyak di derita oleh anak-anak sampai usia 30. Tidak hanya beberapa penyakit di atas saja, mereka pun sekarang sudah banyak mengalami penyakit gatal-gatal. Sedangkan untuk gigitan hewan hingga sekarang tidak terdapat laporan apapun. “Dari usia produktif sampai lansia sudah datang ke kita untuk di periksa tensinya, mayoritasnya usia dewasa. Kami melakukan pemeriksaan dengan sistem keliling mulai dari pengasinan sampai dengan pengungsian di dekat posko kami. Kalau ISPA banyak di derita sama anak-anak dan 30 tahun an, kalau lansia lebih ke sakit saraf. Kalau penyakit kulit sudah pasti, setiap kali kami pergi ke tempat pengungsian pasti mereka mengeluhkan gatal-gatal. Paling banyak di derita sampai saat ini hipertensi dan gatal-gatal. Kalau untuk gigitan hewan belum ada laporan sampai sekarang,” imbuhnya.
Veronica menghimbau kepada semua pengungsi untuk tetap menjaga kesehatan. Kemudian tetap memperhatikan asupan makanan yang masuk ke tubuh. Selain itu ia pun menghimbau kepada donatur agar dapat memberikan bantuan berupa makanan bagi pengungsi. “Dalam kondisi di tempat pengungsian tetap saling menjaga kesehatan terutama asupan makanan jangan sampai di lupakan. Kami menghimbau kepada donatur untuk dapat memberikan bantuan berupa makanan juga,” tutupnya. (nad)