Pertunjukan Musik Belum Terakomodir

PURWAKARTA, RAKA – Kreativitas musisi di Purwakarta melalui pertunjukan musik belum terakomodir secara maksimal. Padahal, penyelenggaraan acara-acara tersebut bisa menjadi daya tarik pariwisata bagi daerah setempat.
Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan sejumlah pihak untuk menggairahkan industri musik lokal. “Tapi selama ini masih sering terkendala perizinan dan dukungan lainnya dari pemerintah,” kata salah seorang penggerak musisi di Purwakarta, Ali Novel, akhir pekan lalu.
Ia mengungkapkan itu dalam sesi gelar wicara dan diskusi tentang musik pada acara Inspirasi Musik 2 di Inspired Cafe Purwakarta. Kondisi tersebut dirasakan para musisi dan penggerak musik hingga nyaris tak ada kegiatan yang konsisten dilakukan selama hampir 10 tahun terakhir.
Ali merasa kebijakan pemerintah selama ini belum memihak apalagi memudahkan para musisi untuk berkreasi. “Untuk nyolok listrik saja (untuk acara musik) banyak syarat yang harus dilalui apalagi untuk meminjam tempat,” katanya.
Karena itu, fasilitas umum seperti panggung pertunjukan terbuka di dekat Situ Buleud atau tempat lain yang dikelola pemerintah daerahnya menjadi kurang termanfaatkan. Pertunjukan musik yang menampilkan musisi lokal akhirnya hanya terakomodasi beberapa kedai kopi dan restoran. Oleh karenanya, bupati diharapkan bisa memberi ruang yang lebih leluasa. “Acara-acara musik yang diselenggarakan secara rutin bisa menjadi daya tarik wisatawan. Apalagi pemerintah punya target kunjungan empat juta wisatawan tahun ini,” kata Ali.
Selain gelar wicara dan diskusi, Inspirasi Musik 2 kali ini juga menampilkan dua band ternama asal Purwakarta, yakni Arashel dan Revolution Colour. Panggung kali ini juga dimeriahkan penampilan dari grup musik Rice Cereal and Almond Choco (RCAC) asal Bandung.
Pertunjukan musik dibuka oleh Arashel yang tampil dengan format semi akustik. Meski sederhana, penampilan mereka sore itu cukup memukau lewat dominasi vokal yang powerful dari sang vokalis. Terutama, saat mereka membawa lagu ciptaannya berjumlah “Bukan Tak Pahamimu”.
Penampilan yang tak kalah memukau diperagakan oleh band selanjutnya, RCAC. Mereka tampil berbeda dengan hanya menggunakan satu vokalis yang merangkap sebagai pemain biola dari biasanya ada dua vokalis perempuan.
Aksi panggung mereka yang energik dan ceria mampu menarik perhatian para penonton di dalam cafe tersebut. Seperti saat membawakan lagu-lagu ciptaannya berjudul “Song of The Wind” dan “Imaginarium”. Di tengah acara, sang vokalis Sasha juga membagikan CD album perdana yang belum resmi diluncurkan. “Lagu-lagu kami sudah bisa didengarkan di kanal-kanal musik digital mulai hari ini. Tapi untuk acara ini spesial karena CD kami belum resmi diluncurkan,” kata Sasha.
Di penghujung acara, band beraliran reggae Revolution Colour tampil lebih lincah. Penampilan mereka mampu menaikkan tensi penonton yang sempat turun saat jeda adzan magrib selama setengah jam lamanya.
Kehadiran band tersebut turut menarik penggemar musik reggae lokal. Mereka bernyanyi dan bergoyang bersama di depan panggung musik yang sederhana hingga acara berakhir sekitar pukul 19.00. (gan)