Pesisir Pintu Masuk Narkoba
-Sembilan Kecamatan Rawan Disusupi Bandar
KARAWANG, RAKA – Adagium mati satu tumbuh seribu bukan hanya berkonotasi positif, namun bisa jadi negatif jika dikaitkan dengan peredaran narkoba di Kabupaten Karawang. Pasalnya, perang terhadap para bandar ini seakan tidak pernah habis. Bahkan, satu bandar tertangkap, muncul bandar-bandar lain yang siap memasok kebutuhan para pecandu maupun pelanggan baru yang mulai mencoba beragam barang haram memabukan tersebut.
Cara para bandar lokal untuk mendapatkan narkotika pun beragam, lihai, dan terus berinovasi agar terhindari dari penciuman kepolisian maupun personel Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK). Berdasarkan informasi yang diterima Radar Karawang, kekinian pemasok sabu hingga ganja tidak lagi melulu melalui jalur darat, tapi lewat laut di utara Karawang. Alasannya, dianggap jauh dari jangkauan petugas dan relatif sepi. Hal itu diakui oleh Kepala BNNK Karawang R Dea Rhinofa. Menurutnya, 80 persen pasokan narkoba ke Karawang melalui kawasan pesisir pantai. “Informasi (memasok narkoba lewat jalur laut) itu dari keterangan para tersangka pengedar narkoba di Karawang,” ungkap Dea kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, jalur laut yang dimaksud adalah sepanjang garis pantai Kota Pangkal Perjuangan yaitu Pakisjaya, Cibuaya, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Tempuran, Batujaya, Tirtajaya, Pedes, Cilebar. “Memang daerah pesisir Karawang saat ini rawan penyebaran narkotika, seperti Pakisjaya, Cilamaya, Tempuran dan Ciparage,” jelasnya.
Menekan ruang gerak para gembong narkoba, pihaknya bekerjasama dengan masyarakat nelayan di pesisir pantai. Menurutnya, sejumlah nelayan sudah diedukasi agar segera memberikan informasi jika ada perahu tak dikenal atau aktivitas mencurigakan. “Di sembilan kecamatan yang di pesisir, merupakan tempat yang sangat rawan untuk transaksi narkoba. Banyak masyarakat yang melapor bahwa banyak kapal yang berlabuh di jam-jam yang mencurigakan,” tuturnya.
Dea mengungkapkan, hasil kerjasama dengan masyarakat pesisir, pihaknya berhasil menangkap sejumlah bandar narkoba. Diantaranya pengungkapan 26,8 kg ganja yang diduga dikirim melalui jalur laut dari daerah Sumatera. “Bukan dari jaringan internasional, dari pemetaan kami, dugaan kuat dari Sumatera dan dikirim melalui jalur laut yang memang minim petugas yang mengawasinya, karena wilayah pesisir utara Karawang ini sangat luas,” ungkapnya.
Sementara, yang menjadi pasar utamanya adalah anak-anak muda. Mereka menjadi sasaran utama para gembong narkoba. Penggunanya pun sangat tinggi. Sejumlah kalangan mengeluhkan keresahannya terhadap masa depan pemuda di Karawang. “Kasus narkoba di Karawang hampir 70 persen menyasar para pemuda, baik mahasiswa ataupun anak sekolah,” kata Dea.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat Brigjen Benny Gunawan mengungkapkan, peredaran narkoba di Karawang tidak hanya melibatkan jaringan domestik, tetapi juga internasional. “Karawang itu jadi target jaringan narkoba internasional, seperti dari Jakarta, untuk mengedarkan sabu-sabu, dan tembakau gorila, sementara itu untuk Ganja masuk dalam jaringan domestik dari Bogor, Cianjur, Sukabumi,” kata Benny. (fjr)