TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Pemandangan tak biasa berlangsung di Dusun Kampek, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Selasa (18/12). Sejumlah petani terpaksa menggunakan perahu untuk mengangkut gabah hasil panennya ke pinggir jalan. “Ada sekitar 11 petani yang lahannya terendam banjir,” ucap H. Ayung (71) petani Dusun Kampek, kepada Radar Karawang, termasuk dirinya. Bahkan Ayung terpaksa merogoh koceknya untuk mengangkut hasil panen menggunakan perahu. Satu karung gabah dikenai biaya ongkos angkut Rp 6000. Dalam sekali angkut bisa mengangkat 10-12 karung gabah.
Hal sama juga diungkapkan Sukur (43) juga petani setempat. Luas sawahnya sekitar satu hektar sedang jarak sawahnya dengan pinggir jalan sekitar 120 meter. Sementara proses panen sudah selesai dilakukan. “Mau bagaimana lagi kalau tidak mengunakan jasa perahu hasil panen tidak bisa diangkut sampai ke mobil, sedangkan berjalan kaki harus memutar sangat jauh sekali,” ucap sukur yang mengaku sawahnya terhadap lahan sawah yang kebanjiran akibat meluapkan saluran tersier Karangligar.
Sementara Rozak (38) pemilik perahu rakitan yang digunakan jasanya untuk jasa angkut gabah mengaku, ketiban rezeki dari adanya genangan yang sampai menggenangi beberapa hektar milik petani. Dirinya berinisiatif membuat perahu minimalis dengan bahan yang mudah ditemui sehingga bisa digunakan untuk membantu petani. “Saya rakit gunakan drum plastik yang saya beli di tukang limbah. Untuk alasnya saya gunakan fiber tebal, dan sisanya bambu. Sedang mesinnya saya gunakan mesin pemotong rumput, dan hasilnya lumayan bisa menjadi mata pencaharian selain mencari ikan,” bebernya.
Dalam satu hari, katanya, dia bisa membawa pulang uang hingga Rp 300.000. Jumlah itu bersih setelah makan, merokok dan lainnya termasuk bahan bakar perahu. Dikatakannya jika hari biasa perahu bisa digunakan untuk menangkap ikan. “Berkah saja sih, daripada dipakai buat cari ikan, ya mendingan seperti ini jadi sekaligus membantu petani yang kesulitan mencapai jalan raya,” ucapnya. (yfn)
