Uncategorized

Petani Garam Dikuasai Tengkulak

PANEN: Hasil panen garam sedang ditimbang.

CILAMAYA WETAN, RAKA – Tidak hanya di pertanian padi, petani garam pun dikuasai tengkulak. Di Desa Muara Baru, Kecamatan Cilamaya Wetan, misalnya. Para petani menjerit setelah hasil usahanya dihargai Rp350 per kilogram. Padahal, biasanya harga jual garam tidak kurang dari Rp1000/kg.

Para tengkulak disebut-sebut sebagai dalang penurunan harga garam ini. Pasalnya, mereka para tengkulak mematok harga beli garam dari petani yang terlalu rendah. Jelas tak sebanding dengan keringat yang dikeluarkan oleh petani garam tradisional itu. 

Kepala Desa Muara Baru Ato Sukanto mengatakan, nelayan dan bertani garam menjadi mayoritas usaha masyarakat Desa Muara Baru. Di satu sisi nelayan sedang dilanda bencana, di sisi lain petani garam tradisional juga sedang resah dengan rendahnya harga jual garam.

Mengantisipasi penurunan harga garam yang dinilai terlalu rendah, kades Muara Baru berencana untuk mengambil alih pembelian garam dari petani melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Hal itu dilakukan untuk kelancaran distribusi garam Karawang dan Subang.

Pasalnya, dengan harga garam di bawah Rp500/kg, jelas akan merugikan para petani. Terlebih, tidak ada tengkulak yang mau membeli hasil panen petani garam dengan harga yang sesuai dengan keinginan petani. “Para tengkulaknya ingin turun terus harganya. Kalau Rp300 gak ada pembeli, mau tidak mau BUMDes segera menampung garam masyarakat,” ucapnya.

Setelah pembelian garam dari petani diambil alih BUMDes, ratusan ton garam setiap bulan yang berhasil dipanen bisa dibeli dengan harga yang layak. “Mudah-mudahan saja bisa mengangkat perekonomian para perani garam,” pungkasnya. (rok) 

Related Articles

Back to top button