
PURWAKARTA, RAKA – Kasus pelecehan terjadi Pondok Pesantren Miftahul Huda Assupyani di Desa Taringgul Landeuh, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. Seorang ustaz sekaligus pimpinan Ponpes tersebut diduga melakukan tindakan asusila terhadap santriwatinya yang masih berusia 15 tahun.
Pelaku, diketahui bernama Supyan Saleh (55) dan kini telah diamankan dan ditahan oleh Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Purwakarta.
Baca Juga : Dua Hari Hutan Jati Jadi Pasar Pasisian Leuweung
AKP Uyun Saepul Uyun, Kasat Reskrim Polres Purwakarta, mengonfirmasi bahwa pelaku telah diamankan dan menjalani proses pemeriksaan di Mapolres Purwakarta.
“Korban telah diberikan pendampingan konseling untuk pemulihan psikologis oleh tim kami,” ucapnya, Minggu (27/7).
Saat ini, sambung dia, penyidik unit PPA telah melakukan pemeriksaan terdahap beberapa saksi yang memperkuat dugaan pelecehan seksual terhadap santri yang dilakukan oleh SS yang merupakan pimpinan ponpes.
“Hingga saat ini, ada satu korban yang melaporkan tindak pencabulan tersangka,” kata Aa Uyun.
Untuk modusnya, pelaku dengan berpura-pura meminta dipijit oleh korban untuk memuaskan hasrat yang tidak tersalurkan.
Tonton Juga : BROERY MARANTIKA, SUARA BERAT MENYAYAT HATI
“Kami dari Polres Purwakarta berkomitmen tidak mentolerir tindakan apapun yang berhubungan dengan pencabulan yang korbanya anak-anak. Kini, pelaku sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan saat ini tersangka sudah dalam penahanan di Mapolres Purwakarta,” kata Uyun.
Sementara itu, menurut Asep Rahman, Ketua RT setempat mengatakan laporan dari warga mengenai kejadian ini iterima pada awal Juli 2025.
“Waktu itu saya menerima laporan dari warga, setelah itu saya langsung koordinasi dengan pihak kepolisian. Alhamdulillah, pihak kepolisian sudah menangani kasus ini,” ujar Asep.
Diketahui, pesantren yang dipimpin Supyan Saleh memiliki 10 santri, terdiri dari 7 laki-laki dan 3 perempuan. Perihal sosok pelaku Asep mengatakan Supyan Saleh dikenal sebagai ustaz yang aktif di masyarakat.
“Dia biasanya mengajar ngaji dan menggelar pengajian setiap Jumat dan Sabtu. Orangnya juga terlibat dalam kegiatan pembangunan di lingkungan desa,” ucap Asep.
Namun, ia mengaku tidak menyangka akan adanya kasus ini. Dirinya pun menjelaskan pelaku diketahui memiliki istri yang sedang sakit parah pascaoperasi dan tiga orang anak. (yat)