GERBANG SEKOLAH

PJJ Masih Miliki Kendala

MENGAJAR ONLINE: Guru tetap menyiapkan materi pelajaran selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung. Secanggih apapun aplikasi, belajar tatap muka di sekolah lebih diinginkan guru.

Belajar di Sekolah Tetap Dinantikan

KARAWANG, RAKA – Sudah sembilan bulan kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui sistem online. Materi yang diberikan kepada siswa hanya disampaikan oleh guru melalui aplikasi online.

Wakasek Bidang Kurikulum SMKN 1 Karawang Diah Gustanti mengatakan, selama kegiatan belajar dilakukan melalui sistem online, SMKN 1 Karawang telah menyiapkan tenaga ahli ICT yang khusus bekerja menyiapkan dan memelihara server yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan kegiatan belajar dari rumah ini, kata Diah, pihaknya menggunakan beberapa aplikasi khusus yang hanya digunakan di sekolahnya. Salah satunya melalui aplikasi E-Ling (E-Learning SMKN 1 Karawang).
“Selain E-Ling, kami gunakan Ms Times untuk menyampaikan materi yang lebih rinci,” ujarnya kepada Radar Karawang, Selasa (9/2).

Dikatakan Diah, PJJ atau belajar dari rumah (BDR) ini dilakukan melalui penjadwalan yang dilakukan kurikulum. Jadwal sudah dibuat dengan mata pelajaran sesuai kurikulum. Masing-masing siswa menginstal aplikasi yang digunakan untuk kegiatan PJJ. “Kesulitannya terkendala kuota untuk para siswa. Kalau dari pengajar tidak ada,” ungkapnya.

Pono Siswanto, salah satu tenaga pengajar TKRO SMKN 1 Karawang menuturkan, pembelajaran yang baik ialah adanya interaksi langsung antara siswa dan guru dalam satu ruangan. Namun kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan karena kondisi pandemi mengharuskan sekolah melakukam kegiatan belajar melalui sistem online. Melalui aplikasi E-Ling dan Ms. Times ini kegiatan belajar mengajar memang bisa tetap dilaksanakan. Tetapi, pelaksanaan KBM jarak jauh ini juga mengalami beberapa kendala. Salah satunya keterbatasan siswa terkait fasilitas yang dimiliki. “Yang jadi masalah fasilitas yang dimiliki oleh siswa tidak semuanya sama. Kuota dan android masih jadi kendala bagi sebagian siswa. Kalau guru sudah diberikan dari sekolah 10 Gb,” ujarnya.

Menurutnya, PJJ ini sangat tidak efektif. Terlebih bagi SMK. Idealnya, di sekolah SMK itu ada praktik, bahkan 70 persen itu seharusnya kegiatan praktik. Namun dengan PJJ, pembelajaran praktik tidak bisa dilaksanakan. “Sebenarnya gak ada untungnya. Tapi daripada tidak ada sama sekali yang kita laksanakan. Dengan PJJ ini satu hari sebelum mengajar, guru harus menyiapkan konten,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button