Pjs Kades Ngaku Ingin Cepat Selesai
Euis Herawati
CILAMAYA WETAN, RAKA – Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), menjadi Pjs kepala desa nampaknya bukan hal mudah. Selain harus sabar menanggapi berbagai keluhan masyarakat, Pjs kades juga mesti bisa beradaptasi dengan cepat bersama perangkat desa.
Dikatakan Pjs Kades Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan Euis Herawati, meskipun kantor Desa Tegalwaru merupakan mantan kantor suaminya yang habis masa jabatan, namun tetap saja, menjadi kades itu tidak semudah yang dibayangkan.
Khususnya saat menghadapi berbagai macam keluhan dari masyarakat, tidak bisa tidak, pelayanan harus tetap jalan hingga 24 jam. “Habis waktu di desa, pada nyusul ke rumah. Setiap harinya, masyarakat tuh ada aja keluhannya. Tanda tangan ini itu, ada yang sakit butuh mobil desa, dan banyak lagi lainnya. Tapi memang itu sudah menjadi tanggungjawab saya, semua harus terlayani,” ucapnya.
Delapan bulan waktu yang diberikan, hingga saat ini staf kantor Kecamatan Cilamaya Wetan itu sudah menjalani waktu empat bulan sebagai Kades Tegalwaru. Nyatanya, ia dapat merasakan sendiri beratnya menjadi pemimpin di satu pemerintahan, meskipun sekup desa. “Pjs 8 bulan, baru melaksanakan 4 bulan. Pertama kali jadi Pjs adaptasi perangkat, dari nol. Harus betul-betul sabar menanggapai aparat dan masyarakat, bisa menahan diri,” ucapnya.
Tidak mentang-mentang pimpinan, tunjuk sana tunjuk sini, justru harus tetap bersikap santun. Karena masyarakat dan perangkat membutuhkan figur pemimpin yang sesuai dengan keinginannya. “Hayang buru-buru beres, teu ari keur sare-sare acan, teu ari hari libur (ingin cepat beres, gak ngerti waktu tidur, gak ngerti waktu libur),” katanya.
Namun, karena telah disumpah melayani masyarakat, ia harus tetap menahan itu semua. Berusaha berjalan seperti air mengalir dan jadi beban meskipun kadang ada udangan malam, karena menganggu waktu dan ia sendiri perempuan. “Pas bapak jadi kades, ibu sering mewakili. Pas ibu jadi kepala desa, bapa gak mau karena ngakunya rakyat. Pelitan,” pungkasnya. (rok)