PKBM Buka Peluang Belajar Siswa Putus Sekolah
BATUJAYA, RAKA- Bagi warga yang belum pernah merasakan pendidikan formal, tidak perlu berkecil hati. Karena lembaga pendidikan non formal sudah hadir di setiap pelosok kecamatan. Salah satunya di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Nurul Ulum, Desa Segarjaya, Kecamatan Batujaya. Lembaga ini menyiapkan fasilitas bagi masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan non formal seperti Paket A, Paket B, dan Paket C. Di PKBM tersebut, bahkan lazimnya sekolah formal pada umumnya, pendidikan kesetaraan ini juga mendapat fasilitasi dan pengakuan pemerintah pusat dan daerah.
Pengelola PKBM Nurul Ulum, Iman Firmansyah menuturkan, lembaganya membuka peluang bagi masyarakat disemua lapisan usia dan putus sekolah agar dapat melanjutkan pendidikannya kembali. Melalui program PKBM yang sedang berjalan ini, semua siswa yang putus sekolah bisa mempunyai ijazah setara dengan yang ditempuhnya. Bahkan, sistem pembelajarannya yang fleksibel juga tidak membebani aktivitas peserta didik yang akrab disebut warga belajar. “Kegiatan belajar di laksanakan setiap hari Minggu, dimulai jam 08.00 pagi hingga jam 13.00 siang,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Senin (25/2).
Lebih lanjut ia mengatakan, di tahun ini Yayasan Nurul Ulum melalui PKBM memiliki tiga paket belajar kesetaraan yang dapat diikuti warga belajar. Diantaranya Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA. Setiap warga belajar ini dapat mengikuti ujian kesetaraan yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Program ini dapat memudahkan bagi mereka yang memiliki kesibukan yang tidak bisa di tinggalkan, seperti atlet, pejuang keluarga yang sibuk mencari nafkah, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Sementara itu, jumlah siswa yang terdaftar kejar Paket A, B dan C di PKBM Yayasan Nurul Ulum terdapat 242 peserta dengan jumlah peserta ujian tahun ini bervariasi, seperti Paket A 25 peserta, Paket B 41 peserta, dan Paket C sebanyak 106 peserta. Ujian dan selama pelaksanaan pembelajaran PKBM Nurul Ulum ini melibatkan 12 orang guru, sedangkan peserta didik lainnya yang belum ikut ujian masuk daftar tunggu. “Siswa yang terdaftar di PKBM kita 242 peserta dan akan mengikuti ujian tak lama lagi,” katanya.
PKBM yang dipimpinnya ini, kata Iman, mulai beroperasi sejak tahun 2008. Kedepan, pihaknya berencana untuk peningkatan sarana prasarana agar para warga belajar ini fokus dan nyaman selama KBM, karena pada saat ini diakuinya tempat belajar mengajar masih terbatas. “Saya berencana untuk peningkatan sarana prasarana tempat belajar mengajar, agar para peserta didik fokus dalam mengikuti program PKBM setiap tahunnya,” pungkasnya.(rok)