PKBM Tidak Dikenal Bank

BELAJAR: Siswa PKB Aditya Karawang mengikuti pembelajaran di kelas. PKBM ini merupakan salah satu yang tertua di Karawang dan telah meluluskan banyak siswa.
KARAWANG, RAKA – Meski sudah diakui pemerintah, tapi masih ada yang belum mengenal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), termasuk pegawai bank konvensional.
Yasta Setiana, kepala yayasan yang menaungi PKBM Aditya mengakui, PKBM belum dikenal semua lapisan masyarakat. Masih saja ada yang belum mengetahuinya. “Jangankan masyarakat, orang bank saja belum pada kenal. Contohnya kemarin anak didik PKBM kami datang ke bank membawa KIP (kartu Indonesia pintar) malah ditanya, apa PKBM? Akhirnya kami berkumpul dengan orang kementerian dan orang bank barulah disitu terbuka,” ceritanya, Minggu (27/10).
Yasta yang merupakan pensiunan guru ini mejelaskan, PKBM merupakan suatu lembaga di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Legalitasnya sendiri yang diatur oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nomor 20 tahun 2003. “Itu sejajar dengan sekolah biasa, bahkan kami sekarang harus diakreditasi, apakah layak atau tidak, alhamdulillah,” terangnya.
Yasta menjelaskan, PKBM memiliki kurikulum yang sama dengan sekolah negeri pada umumnya, mulai dari materi pembelajaran, ujian semester hingga ujian nasionalnya. Adanya PKBM itu sendiri bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan, khususnya bagi mereka yang putus sekolah sebab terkendala oleh ekonomi. “Khususnya yang terkendala pembiayaan, yang ekonominya kurang beruntung,” tuturnya.
Adapun PKBM Aditya yang dikelola olehnya merupakan salah satu PKBM tertua di Karawang. yang berdiri pada tahun 2003. PKBM yang berlamat di Jalan Ahmad Yani ini saat ini terakreditasi A dan memliki 120 siswa pada tingkat paket C yang setara dengan SMA dan 30 siswa pada tingkat paket B yang setara dengan SMP. Sedangkan untuk tingkat paket A PKBM Aditya saat ini tidak memliki warga belajar di tingkat tersebut. “Ya kalau ada yang daftar paket A kita titipkan ke teman (PKBM lainnya),” katanya.
Tantangan yang dihadapi PKBM saat ini, lanjutnya, kurangnya peminat di daerah perkotaan, sebab masyarakat cenderung lebih memilih sekolah negeri pada umumnya. Hal tersebut menurutnya bebanding terbalik dengan di daerah pedesaan yang mana minat masyarakat terhadap PKBM cukup tinggi. “Kami mengharapkan masyarakat paham dengan PKBM, kesetaraan, dan sebagainya,” harapnya.
Meski demikian, ia bersyukur pemerintah memberi perhatian kepada PKBM termasuk PKBM yang dikelolanya. PKBM Aditya sendiri saat ini menerima bantuan dari dengan adanya program Karawang Cerdas dari Pemda Karawang melalui Dinas Pendidikan. Selain itu juga ada bantuan langsung dari pemerintah pusat. “Sehingga kami tidak berani mengambil iuran dari warga belajar, kecuali sudah melebihi kuota bantuan,” pungkasnya. (cr5)