PURWAKARTA, RAKA – Proyek nasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 145 Mega Watt (MW), tengah dibangun di Waduk Cirata yang sebagian besar lokasinya masuk wilayah Kabupaten Purwakarta. Perwakilan dari PT Reka Jaya Karya (RJK) Apip Riyadi Sadom, selaku salahsatu kotraktor pada proyek strategis nasional tersebut mengatakan, pra studi kelayakan proyek tersebut telah memuat finalisasi kapasitas, finalisasi teknologi yang digunakan untuk proyek, serta menentukan konsultan untuk melakukan studi dampak grid terkait proyek tersebut hingga mendapatkan persetujuan dari PLN, finalisasi titik kordinat lokasi dan mekanisme dan penyediaan lokasi untuk proyek dan pemanfaatan sumber daya alam di sekitar lokasi proyek. “Berkaitan dengan pemanfaatan tanah merah milik warga di sekitar Kecamatan Maniis untuk kepentingan proyek PLTS Cirata telah melalui proses sesuai peraturan yang diisyaratkan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta. Selain itu, pemanfaatan tanah merah milik warga juga sudah melalui kajian Dinas Lingkungan Hidup dan mengikuti persyaratan yang diisyaratkan oleh pihak Pemda Purwakarta,” kata Sadom, Senin (17/1).
Selain itu, lanjut Sadom, izin lintas jalan yang dipakai untuk perlintasan armada tanah merah juga telah mengikuti aturan yang dipersyaratkan pihak dinas terkait dalam hal ini Dinas Bina Marga. Dalam aktivitasnya, pengerjaan proyek selalu tunduk terhadap aturan dan perundangan yang berlaku. Proyek tersebut tidak memakai tanah Perhutani untuk galian tanah merahnya. “Kami pastikan, pengerjaan proyek PLTS aktivitasnya tidak akan mengganggu kenyamanan warga setempat dan pada pelaksanaannya juga telah memberdayakan tenaga kerja lokal atau warga setempat,” imbuhnya.
Menurutnya, PLTS di waduk yang sebagian wilayahnya berlokasi di Kecamatan Maniis dan Tegalwaru itu juga diproyeksikan untuk menambah bauran energi terbarukan PLN. Kebijakan bauran energi terbarukan 23 persen pada 2025 mendatang ini telah diimplementasikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Dan hal ini akan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam menghasilkan energi baru dan terbarukan sebagaimana yang menjadi target pemerintahan Presiden Joko Widodo. “Artinya, kita semua harus mendukung kelancaran pelaksanaan proyek tersebut,” kata Sadom.
Sadom juga mengungkapkan, proyek tersebut dikembangkan oleh ACWA Power yanga merupakan perusahaan terkemuka di Timur Tengah termasuk di Kingdom of Saudi Arabia (KSA) dan Uni Arab Emirates (UAE) yang bergerak di bidang usaha sebagai pengembang, investor dan operator untuk pembangkit listrik dan air desalinasi. “ACWA Power memiliki rekam jejak yang baik dalam menangani proyek-proyek listrik dan air, termasuk juga untuk pengembangan energi terbarukan melalui photovoltaic atau solar PV yang terpasang di atas permukaan air. Target kami, proyek ini akan diterima oleh pemerintah, dibangun dengan tepat dan akan menghasilkan nilai dan manfaat yang sangat besar bagi rakyat Indonesia,” bebernya.
Dia juga mengungkapkan, PLTS Cirata ini, akan menjadi PLTS Terapung pertama di Indonesia dan yang terbesar di Asia Tenggara. PLTS dengan total nilai proyek mencapai USD 18,8 miliar dan luasan area 200 Hektar (waduk) dan 9,02 Hektar daratan itu digadang-gadang akan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant dengan kapasitas sebesar 132,5 MW.
Terpisah, Kepala Desa Cijati, Kecamatan Maniis, Purwakarta, Zenal Arifin mengatakan, proyek strategis nasional tersebut, sangat bermanfaat bagi penyediaan tenaga listrik baru serta pembaharuan yang ramah terhadap lingkungan. Lebih penting lagi menurutnya, telah memberdayakan tenaga kerja lokal. “Dan itu akan menekan angka pengangguran yang ada di wilayah kita. Artinya, semua pihak juga harus mendukung aktivitas pengerjaan proyek tersebut hingga selesai, mudah-mudahan kedepan semua manfaat dari proyek tersebut dapat dirasakan oleh warga dan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan warga tentunya,” ujarnya. (gan)
