
KARAWANG, RAKA – Ratusan aparatur sipil negara (ASN), Jumat (26/4) rebutan absen saat acara pekan imunisasi dunia di Plaza Pemda Karawang. Meski acara sudah mau dimulai, mereka masih sibuk menempelkan ibu jarinya ke mesin finger print. Padahal, PNS sudah diarahkan untuk absensi dilakukan usai acara.
Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang Samsuri, mengaku kecewa dengan sikap dari sejumlah PNS tersebut. “Ya kalau saya ditanya secara kedinasan, saya kecewa. Asisten tiga juga ASN kok ada segini, karena memang seteleh fingerprint mereka menganggap acara selesai. Ini menjadi bahan evaluasi,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Dia meminta, ketika mengikuti kegiatan di pemda, tujuan ASN jangan hanya mengejar absensi semata. Tapi ada yang lebih penting yaitu isi dari acara tersebut. “Bahwa kehadiran mereka disuatu kegiatan itu bukan mengejar fingerprint saja, tetapi makna dari kegiatan yang dilaksanakan. Hari ini ada pekan imunisasi dunia, harapan kita seluruh ASN itu paham, kalau ini bagian dari tugas pemerintah,” katanya.
Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), lanjut Samsuri, harus bisa mengubah paradigma ASN Karawang. “Temen-temen BKPSDM harus mengubah paradigma itu, jadi jangan datang ke satu kegiatan yang dikejar fingerprint, karena khawatir ada potongan TPP misalnya, sementara inti dari kegiatan tidak mendapatkan perhatian,” ucapnya.
Kepala Bidang Kesejahteraan Disiplin dan Kepangkatan ASN BKPSDM Karawang Dudi Alexsandri mengaku, dengan adanya fingerprint, sebagai data penunjang dari adanya aplikasi Sistem Informasi Absesnsi Pegawai (SIAP) yang mana aplikasi tersebut belum sepenuhnya bisa maksimal digunakan. “Aplikasi SIAP belum maksimal, masih sosialsiasi bulan Mei berlaku SIAP sudah efektif. Saat ini sudah ada peningkatan server, sekarang ke Kominfo biasa yang loading lama saat ini sudah cepat,” katanya.
Kata Dudi, saat ini SIAP sedang tahap pengembangan, ada faktor dimana perhitungan potongan TPP yang sekarang lagi dibuatkan sistemnya. Sehingga perhitungan potongan TPP bisa langsung ada di apliaksi SIAP. “Fingerprint tetap dipakai sebagai back up sekarang data pokoknya masih disitu, sampai bulan Mei masih pakai fingerprint, bulan Juni sudah mengacu pada SIAP,” ungkapnya.
Dudi berharap, meski masih ada kelemahan di aplikasi SIAP, namun diharapkan ASN puya kesadaran yang harus sudah bersikap dewasa, sehingga tidak rebutan absen. “Dari BKPSDM bagi yang diwajibkan senam, seminggu sekali wajib berlaku secara nasional ada dalam Kepres nomor 17 tahun 1984 tentang jam kerja olahraga,” ungkapnya. (apk)