KARAWANG

Potret Kemiskinan di Purwakarta Suami Stroke, Uju Urus 11 Anak Sendirian

PURWAKARTA,RAKA – Pilu, itulah kata singkat menggambarkan salah satu keluarga kurang mampu di Kampung Mariuk RT 11, RW 03, Desa Sinargalih, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta.
Pasangan suami istri, Uju dan Dasep hanya bisa menunggu belas kasihan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kondisi itu dirasakan setelah sang suami tidak bisa bekerja akibat terserang penyakit stroke sejak satu tahun terakhir. “Sebelum sakit bekerja proyekan, tapi sekarang suami saya sudah tidak bisa bekerja seperti dulu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kadang suka ada yang ngasih tetangga atau saudara,” ujar Uju, Rabu (9/3).
Perempuan berusia 40 tahun itu juga tidak bisa mengais rezeki untuk meringankan beban keluarga, karena harus mengurus ke-11 anaknya yang sebagian besar masih kecil. “Bukan tidak mau bekerja, tapi harus ngurus anak. Anak saya semuanya ada 12 orang, 5 perempuan dan 7 laki-laki. Paling besar berusia 23 tahun sudah menikah dan punya rumah sendiri. Sementara paling kecil baru berusia 4 bulan,” kata Uju bercerita.
Uju bersama suami Dasep juga ke-11 anaknya tinggal di rumah semi permanen yakni rumah panggung berdindingkan anyaman bambu, berlantai papan kayu dan beratap genteng. Sepertinya, mereka harus rela menahan dinginnya angin malam yang masuk melalui celah-celah dinding anyaman bambu itu dan jendela bagian depan sudah tak berkaca. Rumah yang mereka tempati berdiri di sekitar perkebunan karet itu sudah layak direnovasi. Namun Uju tidak bisa melakukan hal itu mengingat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kesulitan. Untungnya, mereka merupakan penerima manfaat bantuan sosial berupa program keluarga harapan (PKH). Meski tidak akan cukup, namun setidaknya memiliki harapan mendapatkan uang untuk menyambung hidup memenuhi kebutuhan keluarga. “Selain itu (menerima PKH) tidak ada,” ujar dia. (gan)

Related Articles

Back to top button