Karawang

Praktisi Pendidikan: Keluarkan Siswa yang Terlibat Tawuran

KARAWANG, RAKA – Peristiwa tawuran antarpelajar tidak boleh dianggap remeh. Karena efeknya sangat buruk bagi perkembangan karakter anak. Harus ada hukuman sangat berat bagi para pelaku. Praktisi pendidikan, Ibnu Hamad, mendorong dan mendukung ditegakkannya disiplin di masing-masing sekolah. Karena, kata dia, dengan disiplin membuat sekolah menjadi berwibawa di depan para siswa. “Bilamana perlu, siswa yang terlibat tawuran dikeluarkan saja,” kata dia.

Menurut Ibnu, kebijakan mengeluarkan siswa yang terlibat tawuran dari sekolah memang terdengar ekstrem. Namun, kata dia, langkah ini jauh lebih baik daripada membiarkan siswa pelaku tawuran tetap berulah. “Sekarang mau melindungi siswa yang terlibat tawuran atau yang tidak terlibat tawuran? Kami rasa masih banyak siswa yang tidak terlibat tawuran,” ujar Ibnu.
Dia mengatakan, jika kebijakan ini diambil, maka seluruh kepala sekolah harus kompak. Seluruh sekolah yang ada tidak boleh menerima siswa yang dikeluarkan karena tawuran ini. “Kalau masih diterima, ya sama saja. Jangan bangga menampung para perusuh,” katanya.

Staf Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karawang Karina Nur Regina menyampaikan, masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap yang kekanak-kanakan serta berusaha mencapai kemampuan berperilaku dan bersikap dewasa. Pada masa remaja ini adalah masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman sebaya. Kematangan mental seyogyanya berkorelasi positif dengan usia. Namun demikian, kematangan mental juga dipengaruhi bagaimana lingkungan orang tua, teman sebaya memberi perlakuan. “Usia bertambah, emosi seharusnya juga (mental) semakin matang,” ucapnya.

Regina berpesan kepada para remaja untuk meninggalkan hal-hal yang membuat cemas orang tua, tetangga, dan orang-orang terkasih lainnya. Masih banyak hal baik yang bertebaran dan dapat dilakukan di sekitar. Ia juga berpesan kepada para orang tua untuk luangkan sedikit waktu di tengah kesibukan untuk putra-putri mereka. Memberi kesempatan untuk mendengarkan keluh kesah, mereka terutama saat pendemi tentunya memberi dampak yang baik. “Untuk ibu dan bapak guru, terus motivasi murid-murid, jangan kendor sebab para guru ini cenderung lebih mendengarkan anak ketimbang orang tuanya,” pesannya. (nce/psn)

Related Articles

Back to top button