HEADLINE

Presiden Baru Harapan Baru

CIKAMPEK, RAKA- Setelah dilantiknya presiden Republik Indonesia yang baru Prabowo Subianto, para pedagang pasar tradisional di Cikampek berharap bisa memberikan perubahan terhadap perkembangan perekonomian khususnya bagi para pedagang yang omsetnya semakin anjlok pasca pandemi covid-19.

Salah satu pedagang Pasar Cikampek Dede Rusmawan (45) mengatakan, pasca pandemi corona beberapa tahun lalu, omset penjualan para pedagang pakaian ataupun sembako turun drastis. Bahkan, tidak sedikit pedagang yang terpaksa harus gulung tikar. “Mudah-mudahan dengan adanya presiden baru, bisa memberikan solusi bagi kita para pedagang tradisional. Karena jujur saja kami cukup khawatir semakin lama kami semakin tidak ada atau kalah sama online,”katanya, Senin (21/10).

Disampaikannya, pihaknya tidak menyalahkan para pedagang online, karena pedagang yang jualan secara online pun sama mencari rezeki tetapi pihaknya berharap ada solusi terbaik dari pemerintah untuk mengatasi permasalah tersebut. “Kami bukan tidak ingin beralih ke online, akan tetapi kami tidak paham bagaimana cara berjualan online. Sekalipun paham, maka kami akan salah saing dengan penjual online yang langsung dari pembuatnya.

Kami bukan pengrajin, jadi kami beli barang dari pengrajin. Kalau kita jualan online barang dari pengrajin, maka harga yang kita jual pasti jauh lebih mahal, karena kami pasti mengambil keuntungan,”ujarnya.

Disarankannya, seharusnya pemerintah mengatur regulasi bagi para pengrajin untuk tidak menjual karyanya secara ecer. Melainkan menjual dengan harga grosir dan ada batas minimal pembelian sehingga para penjual yang bukan pengrajin bisa masih bersaing diharga. “Atau bisa saja perajin menjual eceran tapi harganya jangan harga grosir melainkan harga ecer yang umum dengan penjual lainnya,” tegasnya.

Pedagang lainnya Rohimah (43) mengatakan, jika memang para pedagang harus beralih ke online, maka fasilitasi para pedagang tradisional yang gaptek dengan latihan tutorial berjualan online, karena banyak yang membuka pelatihan namun biaya untuk mengikutinya cukup tinggi. “Kitakan kebanyakan sudah pada tua dan gaptek. Harus ada pelatihan cara-cara jualan online biar laris bagaimana dan itu harusnya difasilitasi oleh pemerintah,”tutupnya. (zal)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button