Program Rumah Layak Huni Terganjal Lahan

CILAMAYA WETAN, RAKA – Mendirikan bangunan tidak di lahan pribadi, membuat Simpen (70) warga Desa Rawagempol Wetan, Kecamatan Cilamaya Wetan, tak bisa mengajukan perbaikan rumahnya melalui program Rumah Layak Huni (Rulahu).
Mendengar hal tersebut, Kades Rawagempol Wetan Udin Abdul Ghani bersama dua masyarakat lainnya, berinisiatif perbaiki rumah Simpen menggunakan uang pribadi.
Sebelum dibangun, Udin mengetahui hal tersebut melalui warganya yang mengunggah di media sosial. Bukannya risih, justru dia merasa terbantu. Karena tidak semua warga berani atau malu meskipun untuk sekadar bertanya langsung ke balai desa. “Saya juga belum tahu kondisi rumah Nenek Simpen nyaris ambruk seperti itu. Atas informasi warga yang mengupload di medsos, terima kasih banyak,” ucapnya.
Meski tak banyak, Udin siap menyelesaikan kebutuhan warganya tersebut hingga rumah dinilai layak huni. Adapun mengenai dana, karena tidak termasuk kepada program rulahu, dia bersama dua masyarakat lainnya patungan menggunakan uang pribadi. “Mulai dari material yang lapuk, atap dan dinding bilik bambu. Tinggal dapurnya saja, insya Allah besok (hari ini) selesai,” katanya.
Sekdes Rawagempol Wetan Tarman mengatakan, rumah Simpen terlihat sudah lapuk, tapi tidak masuk dalam program rulahu Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP). Alasannya bukan karena pihak desa tidak mengajukan, tapi memang terkendala soal lahan yang statusnya milik orang. Sehingga, rumah Simpen tidak masuk program ini. “Gak masuk program rulahu, karena ya lahannya milik orang, ” tutupnya. (rok)