Program SDGs Desa Jangan Omdo

PEMBAGIAN BST : Salah satu bentuk intervensi pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat adalah pembagian bantuan sosial tunai. Seperti yang terlihat di Desa Wancimekar beberapa waktu lalu.
CILAMAYA WETAN, RAKA – Proses pendataan Sustainable Development Goals (SDGS) yang dilakukan pemerintah desa terus bergulir. Program upaya terpadu yang digadang-gadang mampu mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, desa ekonomi tumbuh merata, desa peduli kesehatan, desa peduli lingkungan, desa peduli pendidikan, desa ramah perempuan, desa berjejaring, dan desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan itu merupakan role pembangunan berkelanjutan yang akan masuk dalam program prioritas penggunaan dana desa tahun 2021.
Menurut Sekretaris Desa Tegalsari, Kecamatan Cilamaya Wetan, Alim, proses pendataan yang dilakukan sudah mencapai 90 persen. Hanya saja untuk bisa terdaftar dalam aplikasi baru mencapai 40 persen. Selanjutnya, setelah pendataan selesai, akan dilaksanakan musyawarah desa sekaligus sosialisasi tentang program pemerintah pusat melalui Kementerian Desa.
Melalui program ini, Alim menegaskan agar upaya pendataan yang dilakukan bisa berbuah karya, bukan hanya seremonial yang membuai masyarakat dengan iming-iming tanpa bukti. “Yang kita tunggu saat ini realisasinya, jangan sampai pendataan yang kita lakukan sia-sia,” ujarnya.
Kata Alim, ini merupakan program percepatan pencapaian pembangunan untuk masyarakat desa. Namun, dia berharap program ini bisa berjalan sesuai rencana, khususnya bagi masyarakat sudah terinput. “Pendataan terus kita lakukan di lapangan, apakah nanti satu keluarga bisa mendapat pasilitas yang layak, jaminan kesejahteraan dan lainnya? Kita tunggu realisasinya,” ucapnya.
Mengenai SDGS ini, pendataan dilakukan tidak hanya bagi orang miskin, semua kalangan masyarakat dicatat dan didata. Di Desa Tegalsari sendiri, untuk tahun 2020 sebelum SDGS dilakukan, terdapat 4858 jiwa usik, 1.730 kepala keluarga. “Kita belum semua, baru 90 persen, bisa saja ada perubahan dan kemungkinan berkurang, karena ada masyarakat yang pindah domisili. Untuk estimasi dikurangi 10 persen,” terangnya. (rok)