Uncategorized

Protes Pembangunan Tembok PT KAI

  • Akses Warga Cikampek Kota Terhalang

CIKAMPEK, RAKA – Pembangunan tembok yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI), dikomplain oleh sejumlah warga Desa Cikampek, karena pembangunanya dilakukan di dalam pagar. Selain itu, banyak masyarakat yang melintasi jalan tersebut. “Seharusnya pebangunan tembok yang dilakukan oleh PT KAI dilakukan di luar pagar-pagar rel, kalau tidak disejajarkan dan dibeton,” ucap Dendi Satrio Legino, tokoh masyarakat Desa Cikampek Kota kepada Radar Karawang, Selasa (7/5) kemarin.

Menurutnya, pembangunaan yang dilakukan di dalam pagar rel itu, tentu resikonya sangat tinggi, karena sering dilintasi banyak pelajar dan masyarakat lainnya. “Saya khawatir terjadi pagar-pagar yang sudah doyong itu memakan korban,” ungkapnya, kepada Radar Karawang.

Selain itu, mengingat jalan tersebut sering dilintasi warga Desa Cikampek Kota, tepatnya anak-anak pelajar yang ingin pergi ke sekolah dan masyarakat umum lainnya, seperti karyawan dan lain-lain. Ia berharap, PT KAI tidak menutup jalan tersebut. “Kalau saya kasihan aja sama anak-anak yang mau berangkat ke sekolah, kalau lewat jalan raya datang ke sekolahnya bisa kesiangan, tahu sendiri Jalan Cikampek kalau pagi suka macet, selain itu kasihaan sama orang tua siswanya, harus mengeluarkan lagi untuk bayar angkot. Makannya, saya harap jalan tersebut tidak ditutup oleh PTKAI,” tuturnya.

Jika hal itu dilakuan ditutup, pihaknya meminta kepada PT KAI dan pemerintah daerah, untuk membuatkan jembatan penyeberangan orang (JPO). “Kalau bisa pemkab bisa kerja sama dengan PTKAI, untuk membuatkan JPO, karena lebih aman dan nyaman, bisa menghindari kecelakaan,” harapnya.

Sementara itu Toyib, ketua RT 03 RW 02 Desa Cikampek Kota menambahkan, untuk pembangunan JPO bisa dilakukan di pasar hayam sampai Jogja Cikampek, karena jalan tersebut sering dilintasi anak sekolah dan masyarakat umum lainnya. “Semoga aja dibangukan JPO, agar bisa lebih aman dan nyaman pada saat melintasi jalan tersebut,” pungkasnya.(acu)

Related Articles

Back to top button