Uncategorized

Proyek Prototipe Terganjal Lahan

KANTOR DESA TELUKJAMBE: Seorang ibu membonceng anaknya tanpa helm melintasi kantor Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, Jumat (6/12). Keterbatasan lahan membuat kantor desa tersebut tidak bisa mendapatkan proyek prototipe.

Kantor Desa Telukjambe Kurang Luas

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, salah satu desa yang sampai saat ini belum membangun kantor desa prototipe. Hal mendasar yang menjadi kendala adalah kurangnya luas tanah kantor desa, yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan untuk dapat membangun kantor desa prototipe. “Yang tidak bisa diganggu gugat ini luas tanah Desa Telukjambe, kurang lebih 350 (meter persegi), sedangkan yang dari kabupaten itu di atas 400,” jelas Kepala Desa Telukjambe Jiana kepada Radar Karawang, Jumat (6/12).

Jiana mengaku, sudah mengupayakan perluasan tanah, salah satunya melirik lahan kosong di belakang kantor desa seluas kurang lebih 100 meter milik warga. Pemilik tanah sudah dilobi namun upayanya mentok ketika pemilik tanah tetap enggan menjual. “Kalau memang menanyakan prototipe, maaf, Desa Telukjambe mungkin gak bisa ya, sudah nyerah lah kecuali kalau ada lokasi lain,” tuturnya.

Desa Telukjambe sebetulnya sudah memenuhi syarat lainnya yakni keabsahan surat tanah yang sudah jelas milik desa. Ahli waris telah menghibahkan tanahnya dihadapan PPAT, tinggal pihak desa mengurusi ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Pandangannya, pembangunan kantor desa prototipe hanya mungkin terjadi jika ada donatur, atau pengusaha yang bersedia menghibahkan lahannya. Kedepannya dia berharap ada pihak yang bisa merealisasikan hal itu, dan dia masih terus mengupayakannya. “Beberapa tahun kedepan Insya Allah ya, milik mah kan gak disangka-sangka, darimana saja kalau ada mah. Donatur atau pengusaha misalnya, kasihan kantor Desa Telukjambe seperti ini keadaannya,” ujarnya.

Dia yakin warga Desa Telukjambe pada umumnya memaklumi hal ini, karena memahami duduk perkara permasalahannya. Ia tidak ingin ada pihak yang saling menyalahkan perihal ini. Menurutnya, saat kantor desa pertama kali dibangun, tidak pernah terpikirkan kedepan akan seperti apa modelnya yang mengikuti perkembanggan zaman. “Jadi gak tergambarkan kantor desa tuh, minta doanya saja lah,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button