Pulang Kerja Tersambar Kereta Api

EVAKUASI: Sejumlah petugas PT KAI dan polisi mengevakuasi korban tersambar kereta api di perlintasan Jalan Tuparev, kemarin.
KARAWANG, RAKA – Seorang pria tewas tersambar kereta api di palang perlintasan Jalan Tuparev, Selasa (18/8) pagi. Diduga korban tanpa identitas ini hendak menyeberang namun nahas kereta dari arah Cikampek menuju Jakarta menyambar kepalanya.
“Kayaknya pulang kerja, soalnya dia bawa tas,” terka Asep Hadiat, petugas penjaga pintu perlintasan kereta Jalan Tuparev.
Berdasarkan penuturan Asep, musibah ini terjadi pukul 08:10 WIB. Bermula saat korban beserta seorang temannya berjalan di median jalan Tuparev sebelah timur perlintasan. Tepat setelah palang perlintasan keduanya berpisah, teman korban berjalan menuju arah Jalan Otto Iskandar Dinata, sedangkan korban berjalan menuju Jalan Tuparev di seberang perlintasan rel kereta. “Temannya juga hampir kena, soalnya dia kan jalan pinggir rel juga, tapi agak jauh, nah kalau korban ini kayaknya mau nyeberang,” tutur Asep yang menjadi saksi mata kejadian nahas ini.
Korban tergeletak tepat di depan pos penjagaan palang perlintasan dengan kondisi organ dalam kepalanya sedikit terurai. Korban masih nampak bernafas beberapa saat setelah kecelakaan tersebut, meskipun dalam keadaan tak sadarkan diri. Pihak kepolisian datang beberapa saat kemudian, namun nyawa korban tak tertolong dan melayang sebelum evakuasi. Jenazah korban segera dilarikan ke RSUD Karawang dan kasus ini ditangani pihak kepolisian.
Asep menambahkan, di perlintasan tersebut pejalan kaki terutama pengendara memang kerap membahayakan dirinya sendiri dengan menerobos palang perlintasan. Para pengendara dikatakannya, beralasan karena ruas jalan sepenuhnya tidak tertutup palang, bahkan menurut Asep masyarakat juga tidak sedikit yang menyalahkan pos penjaga karena kondisi tersebut. Padahal ruas jalan yang tidak tertutup palang tersebut merupakan jalur untuk arah sebaliknya. Dengan demikian selain menerobos palang perlintasan, para pengendara juga melanggar aturan lalu lintas dengan malaju melawan arah. “Harusnya ada kesadaran sendiri, palang itu cuma alat bantu, kalau dengar alarm (sirine) berbunyi mestinya berhenti sampai kereta lewat,” pungkasnya. (din)