
RadarKarawang.id – Puluhan ribu warga Karawang numplek mengikuti aksi Bela Palestina di area perempatan jalan dekat kantor Pemda Karawang, Minggu (27/4) pagi.
Massa dari berbagai elemen masyarakat dan tokoh Ormas Islam ikut terlibat, satu suara membela warga Palestina yang masih tertindas.
Menurut salah satu peserta aksi yang juga aktivis Muhammadiyah, Sampul Haer aksi ini untuk mempererat persatuan umat Islam dan persatuan antarumat beragama.
Baca juga: Nyaah ka Indung, ASN Boleh Kerja di Rumah
“Ini adalah aksi kemanusiaan di Palestina yang membuat luka umat manusia yang dijajah oleh Israel. Alhamdulillah hari ini semua elemen hadir membela Palestina, ” ungkapnya.
Koordinator Aksi Bela Palestina Cecep Jasim mengatakan, aksi Bela Palestina sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan di Palestina yang hingga hari ini masih terjajah oleh Israel.
Sementara itu, dalam orasinya ustadz Bachtiar Nasir mengungkapkan keyakinannya dalam waktu yang tidak lama lagi Israel dan sekutunya akan hancur.
“Generasi muda mereka sudah rusak, LGBT, usia mereka tak lebih dari 80 tahun, ” ujarnya.
Dia meminta kepada warga Karawang agar tidak lelah membela Palestina.
“Melalui gerakan ini kita terus menyuarakan kemerdekaan Palestina, ” tuturnya.
Tonton juga: Pelajar Tukang Tawuran, Wajib Militer
Informasi yang diterima dari panitia, Dino Robika, dalam aksi unjuk rasa ini juga dilakukan penggalangan dana. “Informasi terakhir terkumpul 157 juta, ” ujar Dino.
Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, untuk berdoa bersama dan turun langsung dalam aksi solidaritas Palestina.
“Aksi solidaritas ini merupakan bentuk nyata dukungan moral kita kepada saudara-saudara kita di Palestina yang sedang memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan,” kata Aep.
Ia menyampaikan, aksi solidaritas diperlukan karena penderitaan rakyat Palestina adalah luka kemanusiaan yang harus dirasakan bersama oleh seluruh umat manusia.
Menurut dia, aksi solidaritas Palestina terbuka untuk seluruh elemen masyarakat dari berbagai latar belakang, mulai dari tokoh agama, organisasi kepemudaan, pelajar, mahasiswa, hingga komunitas sosial.