Puluhan Tahun Jalan Rusak, Warga Plered Demo Lagi
PURWAKARTA, RAKA – Warga Kampung Cipetir, Desa Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, kembali meluapkan kekesalannya dengan membuat berbagai macam spanduk sebagai bentuk protes. Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan lantaran jalan di kampung mereka yang tak kunjung diperbaiki.
Berbagai spanduk terpasang di sepanjang jalan poros desa tersebut. Kalimat-kalimat menggelitik dan sedikit menyentil perusahaan di Desa Liunggunung, Kecamatan Plered ataupun di Kecamatan Tegalwaru.
Spanduk berukuran besar bertuliskan ‘Nepi Iraha Jalan Kieu Wae, Bosan Dengan Janji Yang Tak Pasti’ ditulis warga menggunakan cat semprot.
Sebelumnya, warga juga sempat melakukan aksi protesnya dengan memblokade jalan desa menggunakan kayu, batu, kursi hingga ban mobil di tengah jalan, beberapa waktu lalu.
Salah satu warga di sana, Wawan Gaweng (43) mengungkapkan, aksi ini merupakan aksi lanjutan dari beberapa waktu yang lalu, sebagai bentuk protes warga atas ketidakpedulian pihak perusahaan untuk memperbaiki jalan rusak.
“Ini aksi lanjutan beberapa waktu lalu, lantaran pihak perusahaan yang tak kunjung juga merealisasikan perbaikan jalan ini. Di Desa Liunggunung, Kecamatan Plered maupun perusahaan di Kecamatan Tegalwaru yang melintas di jalan ini, kurang lebih ada 7 perusahaan,” katanya, Rabu (16/2).
Sebelumnya, warga sempat menggelar aksi blokade jalan, kemudian ada perwakilan dari perusahaan yang datang. Namun hingga sepekan diberikan waktu tidak ada respon apapun dari perusahaan.
“Warga kasih waktu seminggu tapi tak ada jawaban apapun dari perusahaan. Aksi pasang spanduk ini merupakan protes dan curahan hati warga di sini,” lanjut pria yang akrab disapa Awam Kampak itu.
Ia mengeluhkan, akibat kerusakan jalan tersebut membuat aktivitas dan roda perekonomian masyarakat terganggu.
Selain itu, kerusakan jalan juga kerap memicu terjadi kecelakaan karena banyak pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor terjungkal lantaran terperosok lubang jalan.
“Sudah banyak yang kecelakaan akibat jalan rusak, apalagi musim hujan seperti sekarang ini membuat lubang jalan tak terlihatkarena tertutup air, juga licin akibat lumpur. Ketika musim kemarau pun debunya luar biasa,” jelasnya.
Dengan adanya protes tersebut juga membuat para pengendara lebih waspada dan hati-hati saat melewati ruas jalan tersebut.
Dirinya berharap agar jalan rusak segera diperbaiki mengingat jalan Kampung Cipetir tersebut menjadi akses masyarakat. “Kalau ada truk lewat dengan muatan besar juga berbahaya, kadang sampai miring jika melewati bagian jalan yang rusak,” jelasnya. (gan)