Purwakarta Kekurangan Ambulans
PURWAKARTA, RAKA – Pemerintah Kabupaten Purwakarta masih kekurangan armada ambulans untuk memaksimalkan pelayanan masyarkat di bidang kesehatan. Pasalnya, sampai saat ini armada yang tersedia baru 66 unit. Padahal, idealnya satu desa memiliki satu ambulans dan satu Puskesmas memiliki dua ambulans.
Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Rudi Hartono mengatakan, 66 armada itu tersebar di desa dan Puskesmas. Ambulans desa, jumlahnya baru 45 unit. Sedangkan, ambulans Puskesmas baru 20 unit. Serta, satu lagi yakni ambulans yang dikelola oleh Pemadam Kebakaran. “Jadi, kalau melihat jumlah, armada tersebut masih jauh dari angka ideal,” ujar Rudi, Rabu (13/2).
Jumlah desa dan kelurahan saja, ada 192. Jika merujuk pada data tersebut, maka ambulans desa dan kelurahan harusnya ada 192 unit. Namun, sampai sekarang baru 45 unit. Itu pun, dikelolanya oleh pihak desa.
Sedangkan, jumlah puskesmas yang ada di Purwakarta ada 20 titik. Ambulannnya juga, baru 20 unit. Padahal, idealnya ada dua unit per puskesmas. Karena jika satu dibawa untuk merujuk pasien, maka di puskemas itu masih ada satu ambulans lagi yang siaga. “Jadi, bila ada permintaan jasa ambulans, warga tak kebingungan lagi mencari armada tersebut,” ujarnya.
Selama ini, lanjut Rudi, pengaduan soal kesehatan baik yang langsung ke Diskominfo maupun ke pihaknya cukup tinggi. Bahkan, menguasi 90 persen layanan pengaduan. Salah satunya, soal kebutuhan jasa ambulans.
Karena itu, pada 2019 ini pihaknya mengusulkan untuk penambahan ambulans. Adapun usulannya, sebesar Rp2,1 miliar untuk membeli tujuh unit ambulans baru. Ambulans yang diusulkan itu, sudah termasuk fasilitas kesehatan. Seperti, blankar, tabung oksigen dan lainnya. “Tapi, apakah usulan dari kita ini disetujui atau tidak, tergantung dari kemampuan anggaranya,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Informasi dan Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Purwakarta Hendra Fadly mengatakan, pihaknya mengusulkan supaya ada satu ambulans yang siaga di depan kantor Diskominfo. Alasannya, selama ini pengaduan masyarakat, langsung tersentral ke ogan lopian yang dikelola oleh instansi ini. “Kami, sering kesulitan koordinasi untuk meminjam ambulan. Padahal, warga mengeluhnya ke kami. Jadi, kami usulkan minta satu ambulan yang siaga di Diskominfo,” ujarnya.
Dari puluhan ambulans yang ada, yang paling responsif yaitu ambulans dari Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur karena hp sopir ambulans Desa Kembangkuning selalu on 24 jam. (gan)