PURWAKARTA

6000 Santri Al Muhajirin Peringati HSN

MENYAPA : Bupati Purwakarta bersama rombongan saat menyapa santri pada upacara HSN.

PURWAKARTA, RAKA – Selalu ada cara kreatif yang dilakukan santri Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta dalam menggelar acara. Kali ini dalam peringatan hari santri nasional mereka menggelar sejumlah rangkaian acara.

Adapun yang dikemas secara apik dan meriah itu sebagai rasa syukur santri atas ni’mat yang selama ini dirasakan. Dimulai dengan upacara pengibaran Bendera Merah Putih yang di dalamnya meliputi pembacaan ikrar santri serta resolusi jihad, selain itu akan ada pula perlombaan-perlombaan, dan kreasi seni santri, serta banyak pula stand bazzar yang memanjakan para pengunjung.

Tak kurang dari 6000 santri yang berasal dari unit-unit belajar se-Yayasan Al-Muhajirin yang mengikuti kegiatan yang digelar pada Rabu (23/10) lalu itu.

KH Abun Bunyamin, mengatakan, dalam acara tersebut pihaknya berharap bisa menjadi pemacu semangat bagi para ulama dan santri untuk menjaga keutuhan NKRI dan terus berjuang menegakkan Agama Islam Ahlus Sunnah Waljama’ah, sekaligus turut berkontribusi dalam pembangunan daerah, bangsa, dan negara. “Mengingat, pada tanggal 22 Oktober 1945 terjadi peristiwa sejarah yang menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepatriotisan, kesatriaan, dan keheroikan para kaum muda Indonesia,” ujar Abun Bunyamin, Jumat (25/10).

Sejarah membuktikan, para ulama dan santri bersama dengan pejuang lainnya mempunyai peran yang sangat penting dalam merebut kembali kedaulatan negara republik Indonesia dari penjajah bangsa asing. “Pada hari itu pula Resolusi Jihad dideklarasikankan oleh Hadrotusyekh Mbah KH Hasyim Asy’ari selaku pendiri NU (nahdlatul ulama) kepada khalayak Indonesia untuk keutuhan Negara dan Bangsa Indonesia,” katanya.

Pada hari itu juga, KH Hasyim Asy’ari menyerukan kepada para santrinya untuk ikut berjuang guna mencegah tentara Belanda kembali menguasai Indonesia, beliau berseru bahwa membela tanah air merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Seruan jihad ini yang kemudian membakar semangat para santri yang berada di kawasan Surabaya dan sekitarnya saat itu. “Hal itu merupakan landasan dicetuskannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional (Harsanans), oleh Presiden RI Ir Joko Widodo melalui Keppres Nomor 22 tahun 2015 lalu. Pun penetapannya merupakan bentuk penghargaan pemerintah terhadap peran para kaum sarungan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Maka, peristiwa inilah yang dijadikan sebuah agenda besar para santri,” pungkasnya. (ris)

Related Articles

Back to top button