Bocah Bongkar Celengan untuk Bantu Warga Isoman
BONGKAR CELENGAN: Rajendra dan ibunya menyerahkan uang jajan yang dikumpulkannya untuk membantu pasien Covid-19.
PURWAKARTA, RAKA – Seorang bocah berusia tujuh tahun mengumpulkan uang jajannya selama sebulan terakhir untuk membantu penanganan warga positif Covid-19 dan kontak erat. Bocah benama Rajendra Shaba Kawis Wara, mengumpulkan uang jajan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Anak berusia tujuh tahun yang tinggal di Perumahan Panorama, Blok 9, RT 04/13 Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, itu menyampaikan keinginannya membantu warga sakit kepada kedua orangtuanya bernama Robi Ridlo Santoso (30) dan Tera Sri Wahyuni (29), sambil menunjukkan uang pecahan Rp10.000, Rp5.000 dan Rp2.000.
Rajendra pun minta diantar ibunya belanja sejumlah kebutuhan pokok. Sontak kedua orang tuanya agak terperanjat, mereka tak menyangka anaknya memiliki kepedulian kepada orang lain. “Setelah menunjukan uang, ia kemudian meminta anter ke warung untuk belanja sembako. Saya kaget dan tidak pernah menyangka sebelumnya jika Rajendra memiliki kepedulian dan ketulusan hati seperti itu,” ujar sang ibu, Tera Sri Wahyuni, Senin (28/6).
Untuk memenuhi keinginan anaknya Tera mengantarnya ke salah satu grosir sembako terdekat. “Itu uang jajannya dan dia (anaknya) tidak pernah jajan. Ternyata selama ini uangnya dikumpulkan untuk membantu warga positif Covid. Saya langsung antar ke toko grosir terdekat di sini untuk membeli beberapa komoditas seperti gula putih, garam dan minyak goreng,” imbuhnya.
Setelah belanja, kemudian Rajendra meminta antar ke dapur umum yang didirikan RW setempat untuk memberikan sembako. “Sisanya saya kasih juga ke pak RW untuk keperluan lain. Nominal besaran uangnya saya lupa,” imbuhnya.
Tera bercerita, anaknya setiap hari meminta uang jajan dengan besaran nominal beragam, namun tidak mengetahui jika sebagian uangnya itu dikumpulkan dalam dompet untuk pecahan uang kertas dan celengan uang koin.
“Katanya dia kasian saja kepada pasien positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Karena memang di sekolah sudah menjadi kebiasaan menyisihkan uang untuk membantu warga yang membutuhkan dibimbing gurunya sebelum diberlakukan belajar di rumah,” tambahnya.
Saat ditanya, Rajendra mengaku ingin membantu masyarakat yang tengah isolasi mandiri. “Untuk warga yang sedang isolasi,” singkatnya. Berdasarkan data dari RW setempat, pasien positif di lingkungannya sebanyak 45 orang yang tersebar di 14 RT. Sebagian besar pasien menjalani isolasi mandiri. (gan)