Cuci Baju di Kubangan Air Sungai
CUCI BAJU : Acih warga Kampung Cantilan, Desa Warungjeruk, Kecamatan Tegalwaru, ditemani sang cucu gunakan air Sungai Ciwaru untuk mencuci pakaian. Meski kondisi airnya terlihat tidak jernih, karena tidak ada air ia terpaksa mencuci dengan air itu.
PURWAKARTA, RAKA – Kemarau panjang mengakibatkan sebagian warga di beberapa kecamatan di Kabupaten Purwakarta kesulitan mendapatkan air bersih. Akibatnya untuk mandi, cuci kakus (MCK) saja harus dilakukan di sungai yang airnya saja dangkal.
Acih (60), warga Kampung Cantilan, Desa Warungjeruk, Kecamatan Tegalwaru, misalnya, terpaksa menggunakan kubangan air sungai Ciwaru lantaran sumur di rumahnya sudah mulai mengering. “Iya selama kemarau saya gunakan air ini untuk kebutuhan rumah tangga,” ujar Acih, kepada Radar Karawang, ditemui saat tengah mencuci pakaian ditemani sang cucu, Kamis (5/9).
Ia mengatakan, terpaksa menggunakan air sungai sebab, hampir sebagian sumur milik warga dikampungnya sudah mulai surut. “Paling ada juga hanya untuk minum saja itu pun harus menunggu berjam-jam baru sumur ada airnya,” katanya.
Acih menjelaskan, Sungai Ciwaru sering menjadi langganan untuk digunakan sebagai kebutuhan MCK saat musim kemarau tiba. “Tiap tahun saya gunakan air ini bersih atau tidak yang penting pakaian bisa kita cuci,” katanya.
Hal senada dikatakan Neneng (40), warga lainya yang menjelaskan, hampir kebanyakan masyarakat di Kampung Cantilan mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih. “Untungnya ada sumur kecil dekat sungai bisa digunakan untuk mandi dan cuci pakaian,” jelasnya.
Kecamatan Tegalwaru merupakan satu dari beberapa kecamatan di Kabupaten Purwakarta yang mengalami krisis air bersih. Bahkan belum lama ini, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Purwakarta, Wahyu Wibisono mengatakan, pihaknya terus lakukan antisipasi dengan terus menyalurkan bantuan air bersih terutama pada titik rawan. “Sekitar 9 kecamatan tersebar 13 desa,” katanya.
Adapun total bantuan hingga Agustus lalu, pihaknya sudah menyalurkan ratusan ribu liter air bersih yang sudah didistribusikan. Sembilan kecamatan yang termasuk rawan kekeringan adalah di antaranya Sukatani, Pasawahan, Jatiluhur, Bojong, Babakan Cikao, Pondoksalam, Plered, Tegalwaru dan Maniis. “Kita sudah suplai air bersih sebanyak 18.879 jiwa. Bahkan satu desa, jumlah air yang disuplai sebanyak 32.400 liter, untuk kecamatan Sukatani yang paling banyak permohonan,” katanya. (gan)